Cerita Peperangan Terakhir Pejuang Kemerdekaan Usir Belanda dari Bumi Sumut

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 17 Agustus 2020 | 07:58 WIB
Cerita Peperangan Terakhir Pejuang Kemerdekaan Usir Belanda dari Bumi Sumut
Mangara Hutabarat, veteran kemerdekaan yang sudah berumur 92 tahun di Sumut. (Suara.com/Muhlis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bahkan harus menetap di sebuah masjid selama puluhan tahun sebagai nazir Masjid Al Ikhlas yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang.

"Sesudah enggak lagi ada perang dan pasukan dileburkan, gak ada pekerjaan. Hanya disuruh tunggu-tunggu oleh negara tapi tahu-tahu gak di panggil. Jadi kami bukan habis masa tugas waktu itu, tapi dileburkan," bebernya.

Hingga akhirnya, pada tahun 1992 Mangara masuk dan terdaftar sebagai salah satu pejuang kemerdekaan dengan terdaftar menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan bergaji tetap sampai sekarang.

Kerap berpindah rumah kontrakan dan hidup dalam kesederhanaan, Mangara pun diminta menjadi nazir masjid di Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan sejak tahun 1992 hingga sekarang.

Baca Juga: Miris! Pejuang Mata-mata Agresi Militer Belanda Kini Jadi Pedagang Asongan

Gaji yang ia dapat dari negara, disisihkan untuk membeli sepetak tanah tepat di samping Masjid Al Ikhlas.

Tanah tersebut lunas ia bayar sekira empat tahun lalu. Di atas tanah itulah ia membangun istana kecil nan sederhana yang ditempati bersama istri dan anak-anaknya.

Pada usia senjanya, nasib Mangara mungkin belum semanis kisah gemilang yang pernah ia raih saat masih berjibaku di medan pertempuran kala mengusir para penjajah dari Nusantara.

Kontributor : Muhlis

Baca Juga: Lagi Bawa Penumpang, Driver Ojol di Medan Tiba-tiba Kejang dan Meninggal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI