Menengok Kemeriahan HUT RI Ala Anak-anak Korban Banjir Bandang Luwu Utara

Erick Tanjung Suara.Com
Minggu, 16 Agustus 2020 | 20:46 WIB
Menengok Kemeriahan HUT RI Ala Anak-anak Korban Banjir Bandang Luwu Utara
Anak-anak korban banjir bandang Luwu Utara trauma healing dengan ikut aneka lomba 17 Agustus pada Minggu (16/8/2020) [dok. Kompala Unifa Makassar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjir bandang yang menerjang sebagian kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan menyisakan banyak duka. Anak-anak banyak yang mengalami traumatik.

Melihat kondisi tersebut, relawan dari komunitas Pecinta Alam Universitas Fajar (Kompala Unifa) Kota Makassar melakukan kegiatan trauma healing bagi anak-anak korban banjir. Berhubung bertepatan HUT Kemerdekaan ke-75 RI, trauma healing dengan cara-cara aneka perlombaan 17-an.

Selain itu, remaja dan orang dewasa tak mau ketinggalan juga ikut memeriahkan lomba 17-san tersebut.

"Anak-anak sangat antusias dan bersemangat mengikuti lomba-lomba yang kami laksanakan. Seperti lomba tancap bendera merah, lomba ambil bendera, dan makan krupuk," kata Indra Adhyaksa, anggota Kompala Unifa melalui keterangan tertulis, Minggu (16/8/20).

Baca Juga: Pandemi Covid-19, NUFF 2020 Jadi Fashion Show Virtual Pertama di Indonesia

Indra mengaku sudah sebulan berada di lokasi terdampak banjir bandang. Semula mereka hanya menyebar logistik dan pakaian layak pakai kepada para korban banjir di sana, namun melihat kondisi yang cukup parah pasca bencana mereka memutuskan untuk tinggal membantu membersihkan fasilitas-fasilitas umum yang terendam lumpur. Termasuk juga melaksanakan program trauma healing untuk anak-anak korban banjir.

"Kebetulan sedang libur kuliah. Semua program kerja organisasi juga ditunda karena pandemi corona, jadi kami memutuskan tetap tinggal di sini menjadi relawan," terangnya.

Koordinator Shelter Palang Merah Indonesia (PMI) Camp Terpadu Kampal, Andi Indrawansah mengapresiasi kegiatan trauma healing tersebut.

"Semoga Kompala tetap bersama kami di sini melakukan kegiatan-kegiatan menghibur anak-anak di pengungsian," ujar Indrawansah.

Sementara, Ketua Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Taman Kanak-kanak (KKPS) Kota Palopo, Suriah menyebutkan ada 43 kepala keluarga korban banjir bandang di camp pengungsian Kampal. Mereka menempati tenda-tenda yang didirikan PMI di lapangan bola Kelurahan Kappuna, Kecamatan Masamba, Luwu Utara.

Baca Juga: Rayakan HUT RI Ke-75, Begini Cara Membuat Sajian Tumpeng Nasi Kuning

"Paling berkesan dalam kegiatan kali ini adalah ikut sertanya para remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak mengikuti perlombaan," katanya.

Diketahui, pencarian korban banjir bandang di sejumlah kecamatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel telah dihentikan sejak Sabtu (25/7/2020) lalu.

Operasi pencarian korban banjir bandang tersebut dihentikan setelah berjalan selama 13 hari. Dalam 13 hari melakukan pencarian, tim SAR gabungan berhasil menemukan 38 orang korban yang meninggal dunia, dan 9 orang lainnya lagi belum ditemukan.

Dari kejadian ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara memperpanjang status tanggap darurat bencana. Mulai dari 12 Agustus 2020 hingga 30 hari kedepan.

Penetapan status tanggap darurat ini merupakan yang kedua kalinya, setelah Kabupaten Luwu Utara, Sulsel diterjang banjir bandang pada Senin (13/7/2020) lalu.

Kontributor : Muhammad Aidil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI