Usai Dapat Penghargaan, Fadli Zon Kritik Pidato Presiden Kurang Realistis

Minggu, 16 Agustus 2020 | 17:28 WIB
Usai Dapat Penghargaan, Fadli Zon Kritik Pidato Presiden Kurang Realistis
Ilustrasi Fadli Zon. (Suara.com/Ema Rohima)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai mendapat penghargaan Bintang Mahaputera oleh Presiden Joko Widodo, politikus Partai Gerindra Fadli Zon tak berhenti mengeluarkan kritik terhadap presiden. Kali ini, ia menyoroti pidato  Jokowi tentang Rancangan Anggaran Belanja Negara (RAPBN) 2021 yang dinilai kurang realistis.

Kendati baru tiga hari mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi pada 13 Agustus lalu, Fadli Zon tak gentar mengkritik pemerintah.

Ia menganggap pidato soal RUU APBN 2021 terutapam soal target pertumbuhan ekonomi usai pandemi tidak memenuhi harapannya.

"Presiden @jokowi menargetkan pertumbuhan tahun depan ada pada kisaran 4,5 hingga 5,5 persen. Di tengah pandemi, itu adalah target yang tidak masuk akal. Apalagi, selama kuartal kedua 2020 kemarin pertumbuhan ekonomi kita anjlok hingga minus 5,32 persen," papar Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/8/2020).

Baca Juga: Tema APBN 2021 Seharusnya Penyelamatan Ekonomi Nasional

Dengan target pertumbuhan ekonomi yang diacu Presiden itu, Fadli lantas menanyakan cara yang paling masuk akal untuk melompat dari angka minus 5 ke angka positif 5, terlebih dalam situasi pandemi saat ini.

"Pernyataan Presiden bahwa kita harus menjadikan krisis ini sebagai momen untuk melakukan lompatan besar adalah ungkapan terlalu muluk. Optimisme penting, tapi realistis lebih penting lagi!" tegas Fadli.

Dalam pandangan Wakil Ketua Partai Gerindra itu, ada empat hal yang membuat pidato Presiden Jokowi tentang RAPBN 2021 itu kurang realistis.

"Pertama, anggaran stimulus ekonomi yang akan diberikan pemerintah tahun depan lebih kecil daripada anggaran tahun ini," ungkap dia.

Merujuk pada revisi APBN 2020, Fadli mengungkapkan bahwa anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun ini mencapai Rp 695 triliun. Sementara untuk APBN 2021 pemerintah hanya akan menganggarkan Rp 356,5 triliun.

Baca Juga: Jokowi Sebut Ekonomi Tumbuh Sampai 5 Persen, Demokrat: Butuh Effort Besar

"Kedua, RAPBN 2021 dengan jelas menunjukkan penyusunan anggaran belanja pemerintah sejauh ini tak memiliki korelasi dengan kurva pandemi maupun proyeksinya. Patokannya adalah besaran anggaran PEN dan defisit APBN itu sendiri," lanjut Fadli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI