Hal tersebut, kata dia, berangkat dari pemahaman bahwa Nawawi memahami mitra kerja di Komisi III DPR adalah orang-orang yang memahami hukum sehingga tidak mungkin akan bersifat arogan dengan membela jika ada pelanggaran aturan di penerbangan tersebut.
"Apalagi mengingatkan penumpang lain yang menelepon saat pesawat mengisi bahan bakar adalah demi keselamatan bersama seluruh penumpang," tuturnya.
Setelah diketahui bahwa Nawawi adalah pimpinan KPK, ia mengatakan ada upaya dari penumpang lain yang tadi disebut salah satunya dari unsur pimpinan Komisi III DPR untuk meredakan persoalan.
"Namun tentu saja kami memahami persoalannya bukan pada aspek pribadi Nawawi, tetapi bagaimana kita memahami dan mematuhi aturan penerbangan yang berlaku dan bersedia diingatkan jika keliru," kata Ali.
Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: Tolak Omnibus Law di Jogja Ricuh, IG Mumtaz Rais Diserang
Atas insiden tersebut, Nawawi pun menginformasikan kepada Kepala Pos Polisi Terminal 3F Bandara Soekarno-Hatta.
"Kemudian, Nawawi mengatakan kalau begitu nanti setelah di bandara saya akan menginformasikan hal ini pada petugas yang berwenang di bandara. Setelah turun di Bandara Soekarno-Hatta kemudian Nawawi memberikan informasi adanya kejadian tersebut kepada Kapospol Terminal 3F," kata Ali.
Minta maaf
Setelah kasus itu menjadi sorotan publik, Mumtaz Rais menyampaikan permintaan maaf, terutama menyangkut perselisihan dengan Nawawi.
Baca Juga: Ribut di Pesawat dengan Nawawi KPK, Mumtaz Rais Bantah Dibilang Marah-Marah