Doni Monardo Akui Pernah Ditegur Lembaga Internasional karena Pakai Masker

Sabtu, 15 Agustus 2020 | 15:17 WIB
Doni Monardo Akui Pernah Ditegur Lembaga Internasional karena Pakai Masker
Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020). Rapat kerja tersebut membahas evaluasi kinerja dan anggaran program penangulangan COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menceritakan, pada suatu waktu pernah ditegur ketika pandemi Virus Corona atau Covid-19 baru mendera tanah air.

Teguran tersebut dilayangkan lembaga internasional, lantaran dirinya menggunakan masker.

Doni menjelaskan, saat itu dirinya diingatkan jika masker hanya digunakan untuk orang yang sakit.

Pemerintah pun akhirnya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengenakan masker apabila tidak merasakan gejala.

Baca Juga: Pakai Faceshield dan Masker, Jokowi Tengok Geladi Kotor Upacara Kemerdekaan

"Saya juga pernah ditegur oleh lembaga internasional, 'Pak Doni, jangan pakai masker karena masker hanya untuk mereka yang sakit'," jelas Doni dalam diskusi virtual bertajuk Optimis Bangkit Dari Pandemi: Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit, Sabtu (15/8/2020).

Doni menerangkan pada saat itu memang belum ada formulasi yang tepat untuk menghadapi Covid-19.

Hingga akhirnya para ahli, baik dari dalam dan luar negeri, menemukan proses transmisi virus dari satu manusia ke manusia lainnya.

Seiring berjalannya waktu, protokol kesehatan Covid-19 pun disesuaikan dengan kondisi penyebaran virus. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker hingga berjaga jarak.

Saat ini pihaknya terus bekerja mensosialisasikan protokol kesehatan itu kepada masyarakat. Apalagi bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.

Baca Juga: Razia Masker, Puluhan Wisatawan Pantai Jogja Didata

Meskipun ia tidak memiliki gejala, bisa saja ia menjadi carrier virus dan menyebarkan kepada keluarganya di rumah.

"Ketika kembali ke rumah di tengah keluarga kita ada yang resiko rentan ada yang lansia, ada yang penderita komorbid maka ini pun akan sangat berat kan menjadi sangat fatal," katanya.

Sebelumnya, dia mengemukakan mendapatkan perintah untuk lebih fokus kepada daerah yang memiliki risiko besar terpapar Virus Corona atau Covid-19.

Pulau Jawa menjadi salah satu daerah yang menjadi fokus pemerintah untuk mendapatkan penanganan lebih utama. 

Doni menuturkan pulau Jawa menjadi salah satu daerah yang paling banyak penduduknya yakni sekitar 160 juta jiwa. Dalam arti lain, pulau Jawa juga menjadi daerah yang memberikan kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia. 

"Jadi kalau kita bisa menyelesaikan masalah kesehatan di Pulau Jawa, berarti kita bisa mengurangi sekitar 74 persen kasus yang terjadi di tanah air," tutur Doni dalam diskusi virtual bertajuk Optimis Bangkit Dari Pandemi: Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit, Sabtu (15/8/2020). 

"Oleh karenanya bapak presiden telah memerintahkan kami untuk fokus kepada daerah-daerah yang memiliki resiko besar," tambahnya. 

Fokus penanganan di Pulau Jawa itu dilakukan pemerintah agar masalah kesehatan dan ekonomi juga dapat terselesaikan secara bersama-sama.

Doni mencontohkan apabila masyarakat kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki daya beli yang cukup, maka bisa saja imunitas tubuhnya akan menurun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI