Kalau Rizieq - UAS Lawan Puan - Gibran di 2024, Kira-kira Kamu Pilih Siapa?

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 15 Agustus 2020 | 14:14 WIB
Kalau Rizieq - UAS Lawan Puan - Gibran di 2024, Kira-kira Kamu Pilih Siapa?
Habib Rizieq Shihab. [YouTube/Front TV]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilu presiden dan wakil presiden masih akan berlangsung beberapa tahun lagi: 2024. Tetapi geliat persiapan menuju ke sana sudah terasa dari sekarang.

Berbagai polling dibuat -- baik oleh organisasi maupun individu -- untuk memotret kira-kira siapa kandidat yang punya peluang besar, juga membaca seperti apa perilaku publik. 

Salah satu polling menarik  sekarang ini sedang diselenggarakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain melalui Twitternya. Dia memasangkan Habib Rizieq Shihab - Ustaz Abdul Somad melawan Puan Maharani - Gibran Rakabuming Raka. 

Andaikata pemilu presiden tahun 2024 diselenggarakan sekarang dan calon pasangannya head to head antara Habib Rizieq Shihab - UAS menghadapi Puan Maharani - Gibran, siapa pilihan netizen?

Baca Juga: Pakai Kebaya Jingga, Intip Gaya Anggun Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR

Hasil polling sementara waktu yang dikutip Suara.com dari timeline Twitter @ustadtengkuzul menunjukkan mayoritas netizen memilih pasangan Habib Rizieq Shihab - UAS. Mereka mendapat dukungan 78,4 persen. Sedangkan duet Puan - Gibran hanya dapat 7,2 persen atau lebih rendah dari golput yang mencapai dua kali lipatnya: 14,4 persen.

Suara.com kemudian mewawancarai Tengku untuk mencari tahu apa sesungguhnya motivasi dan tujuan menyelenggarakan polling serta kenapa memasangkan tokoh agama dengan tokoh nasionalis.

Dia bilang mau tahu saja bagaimana kedudukan tokoh agamis dibandingkan tokoh nasionalis di mata rakyat Indonesia sekarang ini. 

Tengku mengatakan tidak bisa dipungkiri bahwa pertarungan antara kelompok agamis yang dipelopori  Hasyim Asy'ari saat menjadi pioner mendirikan Partai Masyumi pada 9 September 1945 dengan kelompok nasionalis pimpinan Bung Karno lewat PNI. Di tahun 1955, hasil pemilu imbang. Sama-sama dapat 58 kursi konstituante.

Tetapi semenjak Presiden Soeharto sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Tengku, praktis dikuasai pihak nasionalis sekuler, kalau mungkin Gus Dur dianggap pemimpin agamis.

Baca Juga: Pidato di Sidang Tahunan MPR, Puan Maharani Dua Kali Kutip Bung Karno

"Pada pemilu 2024 nanti saya mau tahu apakah pemimpin kelompok agamis akan lebih berpengaruh dan disukai rakyat dibandingkan pemimpin dari kelompok nasionalis sekuler yang dianggap tidak cinta dengan agama? Mari kita lihat bersama," kata Tengku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI