Suara.com - Jika ditanya siapa anak presiden RI yang paling fenomenal maka jawabannya adalah Tommy Soeharto. Sosok Tommy Soeharto sejak dulu memang sudah menjadi buah bibir masyarakat Indonesia karena tindakannya yang kontroversial. Walaupun sudah sering menjadi bahan perbincangan masyarakat, namun tidak ada salahnya untuk kembali mengulas profil Tommy Soeharto.
Berikut ini profil Tommy Soeharto yang dirangkum dari beberapa sumber:
Profil Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto
Bernama lengkap Hutomo Mandala Putra, Tommy Soeharto lahir di Jakarta, 15 Juli 1962. Ia merupakan putra dari Mayor Jenderal Soeharto, Presiden Republik Indonesia ke-2. Nama tengahnya ‘Mandala’ diambil dari nama operasi militer Indonesia di tahun 1962, yakni Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
Baca Juga: Teringat Sejarah Soeharto, Jokowi Disarankan Tarik Gibran dan Bobby
Berbicara tentang Tommy Soeharto memang tidak dapat terlepas dengan tindak pidana. Pada tahun 1999, Tommy pernah terseret beberapa kasus yang membuatnya ditahan.
Selain terkenal dengan tindak pidana yang dilakukannya, Tommy muda juga sering menjadi sorotan media karena gaya hidup yang glamor dan dianggap suka berfoya-foya.
Pendidikan dan Karir Tommy Soeharto
Tommy Soeharto tercatat pernah masuk ke Akademi Penerbangan Sipil. Setelah itu, Ia melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di salah satu universitas di Amerika Serikat. Namun, Ia kembali ke Indonesia sebelum menyelesaikan pendidikannya tersebut.
Karir Tommy Soeharto di dunia bisinis dimulai sejak Ia berusia 22 tahun. Saat itu Ia mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama Humpuss Group. Tak lama setelah didirikan, perusahaan tersebut dicatat telah memiliki 20 anak perusahaan. Di tahun 1985, Tommy membeli 65% saham Perta Oil Marketing yang merupakan anak perusahaan Pertamina. Kemudian, di tahun 1989 Tommy dan rekan bisnisnya membeli PT Sempati Air Transport yang bangkrut di tahun 1998 setelah Soeharto lengser.
Baca Juga: Profil Novel Baswedan Terlengkap, Penyidik KPK Terbaik
Tommy juga sempat mendirikan bisnis lainnya seperti Marga Mandala Sakti (MMS) dan Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih (BPPC). Ia juga tercatat pernah membeli saham sebuah pabrik yang bergerak di bidang petrokimia. Kegemarannya dengan dunia otomotif juga membuat Tommy di tahun 1994 membeli perusahaan Lamborghini namun dijual kembali di tahun 1998. Tommy juga pernah mengerjakan proyek bisnis Mangkuluhur City dan proyek pembangunan resor miliknya di Bali yang tidak selesai akibat krisis ekonomi di tahun 1998.