Suara.com - Drone atau pesawat tanpa awak pemerintah Amerika Serikat diserang sebuah elang botak, sebuah kasus yang jarang terjadi.
Menyadur The Guardian, Sabtu (15/8/2020), seekor elang botak menyerang sebuah drone milik Departemen Lingkungan Amerika Serikat yang sedang terbang di atas danau Michigan.
Pesawat tanpa awak tersebut diterbangkan dalam misi pemantauan lingkungan di sekitar danau tersebut.
Diperkiran drone quodcopter Phantom 4 Pro Advanced itu diserang oleh burung pemangsa di ketinggian 162 kaki (49 meter) pada 21 Juli.
Baca Juga: Mantan Pengacara Klaim akan Ungkap Kecurangan Donald Trump di Pemilu 2016
Salah satu baling-baling pesawat tak berawak itu rusak parah akibat terkaman elang dan berputar dari langit, tenggelam ke dasar danau.
"Serangan itu bisa saja pertengkaran teritorial dengan musuh elektronik, atau hanya seekor elang lapar," kata Departemen Lingkungan, Danau Besar dan Energi negara bagian Michigan dalam sebuah pernyataan.
Hunter King selaku pilot drone tersebut sedang memetakan erosi garis pantai sebagai upaya badan tersebut untuk mendokumentasikan dan membantu komunitas di sekitar Danau Michigan mengatasi permukaan air yang tinggi.
"Rasanya seperti naik rollercoaster yang sangat buruk," kata King.
Ketika dia melihat ke langit ia tidak dapat melihatnya, drone itu hilang, dan seekor elang terbang menjauh tanpa cedera.
Baca Juga: Sekolah dan Klinik Anak dalam Kenormalan Baru di AS
Menurut laporan NBC News, pencarian dilakukan untuk menemukan drone yang jatuh ke dalam air sekitar 150 kaki (45 meter) dari pantai.
Authur Ostaszewski, koordinator pesawat tak berawak negara bagian, awalnya berusaha mencari di bawah air dimana drone tersebut jatuh, tetapi setelah terhalang jarak pandang yang buruk, ia memutuskan untuk melihat dengan berjalan kaki melintasi garis pantai.
"Saya seperti bermain Battleship," ujar Ostaszewski ketika mencari drone tersebut di bawah air.
Departemen mengkonfirmasi bahwa drone tersebut akan diganti dengan model yang lebih baru, karena teknologi semakin berkembang dan pesawat seharga 950 dolar (Rp 14 juta) tersebut sekarang sudah usang.
Bukan hal yang aneh bagi elang untuk menyerang drone karena mereka sering salah mengira mereka sebagai mangsa, dan departemen tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengeksplorasi penggunaan penutup untuk membuat perangkatnya tidak terlihat seperti burung camar dan mangsa lainnya.
"Sayangnya, tidak ada yang dapat kami lakukan. Alam adalah nyonya yang kejam dan tak kenal ampun." kata Departemen Sumber Daya Alam Michigan ketika dimintai tanggapan mengenai kejadian tersebut.