Kritik Rektor Universitas Lampung untuk Pandeglang

Jum'at, 14 Agustus 2020 | 23:52 WIB
Kritik Rektor Universitas Lampung untuk Pandeglang
Rektor Universitas Lampung (Unila) Profesor Karomani
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rektor Universitas Lampung (Unila) Profesor Karomani menyampaikan kritik menohok ke Pemkab Pandeglang karena dinilai saat ini kondisinya masih terpuruk. Untuk itu, Pandeglang harus dipimpin oleh orang yang memiliki tauladan dan inovasi agar bisa memecahkan persoalan di berbagai bidang. 

Profesor Karomani lahir di Kecamatan Menes, Pandeglang. Setelah dewasa menempuh pendidikan di luar Pandeglang serta mengejar karir. Ia menyelesaikan pendidikan dan hingga menengah di Pandeglang. 

Lalu S1 Jurusan bahasa dan sastra Indonesia ia selesaikan di IKIP Bandung pada 1987, S2 Ilmu Sosial, S3 Ilmu Komunikasi diraih di Universitas Padjadjaran Bandung.

Profesor Karomani hampir 40 tahun meninggalkan Pandeglang, sayang ia gelisah saat pulang ke kampung halamannya, sebab daerah yang di pimpin Irna Narulita Tanto Warsono Arban masih belum maju dari berbagai bidang.

Baca Juga: Modus Bakal Dinikahi, Remaja di Pandeglang Cabuli Gadis di Bawah Umur

Sebab persoalan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan di kabupaten yang berada di Banten Selatan ini masih belum mengalami kemajuan yang signifikan. Jika tidak ada gebrakan dari seorang kepala daerah, maka diyakininya Pandeglang akan lama lagi mengalami keterpurukan.

"Saya 40 tahun meninggal Pandeglang mungkin ada kemajuan, tetapi tidak terlalu signifikan jika di bandingkan daerah-daerah lain yang saya kunjungi. Dari sisi pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan Pandeglang masih jauh," kata Karomani di Kecamatan Karang Tanjung, Jumat (14/8/2020).

Selama 40 tahun pula pria yang akrab disapa Aom terus memantau perkembangan Pandeglang dan terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Banten. Sebab kata dia, putra daerah memiliki kepedulian yang sangat tinggi. Aom menginginkan betul di Pandeglang ada gerakan sipil yang dapat membangkitkan masyarakat dari keterpurukan. 

"Kami berbincang-bincang (tokoh-tokoh Banten) soal Pandeglang ke depan tentukan berharap betul ada gerakan yang betul-betul bisa membangkitkan keterpurukan masyarakat. Dimulai dari hal yang kecil, misalnya ada gerakan misalnya ada gerakan LSM yang bisa mengadvokasi pemberdayaan ekonomi mikro di sebuah desa sepanjang itu konkret," ungkapnya.

Ia heran jika bupati Pandeglang kerap mengeluhkan minimnya fiskal daerah untuk membangun daerah. Padahal menurutnya, hal itu tantangan seorang pemimpin untuk membangun daerahnya. Maka dibutuhkan inovasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Baca Juga: Camat Cigeulis Akui Ajak Warga Dukung Petahana Bupati Pandeglang, Tapi...

"Kalau kita sudah baik-baik saja ngapain ada pemimpin. Justru ada pemimpin di situasi seperti itu harus penuh dengan inovasi,"ujarnya.

Kepala Daerah Harus Solutif

Menurutnya, jika banyak mengeluh bukan lah seorang pemimpin yang bisa harapkan, tetapi justru pemimpin harus merasa tertantang dan menciptakan inovasi dan kolaborasi dengan pihak lain untuk mencegahkan kebuntuan dan permasalahan.

"Jangan pilih pemimpin yang ngeluh begitu, pemimpin harus solutif. Pemimpin bukan tempatnya mengeluh tapi mengecahkan persoalan untuk kepentingan umat," tegasnya.

Aom ingin tahu kerjasama yang dimiliki Pemkab Pandeglang dengan pihak lain di bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Padahal saat ini masuk pada jaman kolaborasi. Padahal kolaborasi menjadi ukuran di sebuah daerah dan lembaga.

"Saya tanya berapa kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan pihak lain yang bisa memicu trigger di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur jalan. Saya khawatir kerjasama di sini miskin, tidak saling sinergi,"bebernya.

Sebagai rektor di dunia pendidikan, kabupaten yang baru mendapatkan predikat keluar dari daerah tertinggal itu harus membuka lebar akses pendidikan. Sebab pendidikan menjadi solusi untuk memutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan. 

Melihat kondisi dan fasilitas pendidikan di Pandeglang, Aom melihat kolaborasi antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi belum maksimal. 

"Padahal dulu ada konsep triple helix, universitas harus kerja sama dengan pemerintah, harus kerjasama dengan industri dan itu konsep lama sekitar tahun 80," terangnya.

Butuh Pemimpin Teladan

Pria kelahiran 1969 ini melihat Pandeglang tidak butuh dipimpin seorang yang biasa saja. Tetapi butuh pemimpin yang visioner, integritas dan seorang yang pantas untuk dijadikan tauladan.

"Bukan pemimpin yang biasa, butuh pemimpin yang punya visioner dan punya integritas sebagai role model buat masyarakat," terangnya.

Menurutnya, Pandeglang saat ini membutuhkan kekuatan gerakan sipil society untuk mengontrol perkembangan ekonomi dan politik dan lain. 

Pandeglang juga harus mulai memunculkan beberapa role model di tingkat arus bawah untuk gerakan ekonomi rakyat. Sebagai daerah pertanian daerah harus betul-betul mendampingi para petani dari hulu sampai ke hilir. 

"Pertanian yang beragam dari mulai duren dan lain-lain dikembangkan dan bukan hanya dikawal ketika menanam dan memelihara pertanian, tetapi hasil pertanian harus di adpokasi masyarakat jangan sampai dihimbau menanam ini menanam itu setelah mereka panen dibiarkan. Itu akan terbengkalai dan harus didampingi dari hulu sampai hilirnya," bebernya.

Keberadaan mini market di Pandeglang justru harus mendapatkan perhatian khusus, supaya menerima produk-produk lokal. Jangan sampai keberadaannya justru menggerus pedagang kecil. Untuk itu negara harus ada pemihakan disisi regulasi.

"Supaya masyarakat tidak di telan oleh naga-naga itu,"katanya.

Akui Tak Capai Target Pembangunan

Menanggapi kritik dari Profesor Karomani, Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang Fery Hasanuddin mengaku ada target pembangunan yang belum tercapai. Namun Ferry mengklaim selama pemimpin Bupati Pandeglang Irna Narulita target pembangunan di RPJM telah mencapai target.

"Tetapi disisi lain tidak mencapai target apa yang ibu (bupati) disampaikan dilapangan, mana yang sudah sampai dan tidak. Itu tolak ukurnya, tetapi secara umum, bisa dilihat Puskesmas meskipun jalan rusak, Alhamdulillah ibu dalam pelayanan dan yang lain ibu tengah fokus," kata dia.

Ferry mengatakan, terkendalanya pembangunan di segala bidang di Pandeglang karena kemampuan anggaran yang kecil. Sehingga Pemkab Pandeglang sempat merubah target RPJMD. Untuk Pandeglang lebih baik, kata Ferry dibutuhkan pula partisipasi dan pengawasan dari masyarakat untuk membangun daerah.

Apalagi dikerjakan Pemkab saat ini, kata Ferry adalah rencana pembangunan yang sudah tertuang dalam RPJMD serta didukung oleh program yang dilaksanakan oleh satuan kerja atau OPD yang di danai APBD.

"Kalau ditanya program kerja apa yang sudah di laksanakan, pertama, melaksanakan program kerja yang sudah tertuang dalam program rencana kerja tahunan. Sudah melakukan program kerja yang tertuang di rencana kerja tahunan,"katanya.

Kaitan dengan pejabat yang memiliki inovasi, kata Ferry hal itu variatif. Terpenting para pejabat di lingkungan Pandeglang menjalankan tugasnya baik tidak melakukan pelanggaran.

"Karena program tidak akan sampai kalau indikasinya atau integritasnya yang penting itu dulu. Kalau mana yang berinovasi, Ibu (bupati) yang bisa menilai. Tapi secara maksimal sudah kita lakukan dengan ikhlas," ujarnya.

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI