Suara.com - Aksi protes atas hasil pemilihan Presiden Belarusia masih berlangsung hingga hari ini. Menyadur CNN pada Jumat (14/08/2020), setidaknya 6.700 orang ditangkap dan seorang tewas karena terlibat kerusuhan saat unjuk rasa.
Kini, warga Belarusia yang tak setuju dengan berkuasanya rezim Alexander Lukashenko memilih protes dengan cara damai.
Para wanita turun ke jalan dengan baju putih, memegang bunga yang juga berwarna putih dan saling berpegangan tangan dalam aksi 'Rantai Solidaritas'.
Wanita yang diperkirakan berjumlah ribuan ini jalan kaki hampir sepanjang dua mil di salah satu jalan utama Minsk, ibu kota Belarusia.
Baca Juga: Intelijen AS: China, Iran, dan Rusia Coba Mengacaukan Pemilihan Presiden AS
Warna putih dipilih untuk mencerminkan aksi damai namun belakangan, warna ini merujuk pada bendera Belarusia kuno, putih dengan garis merah.
Salah satu pengunjuk rasa bernama Maria Kolesnikova menilai bentrokan atas sengketa hasil pemilihan itu menandakan sinyal penurunan kepresidenan Lukashenko.
"Dia sudah tersesat. Dia harus menerima bahwa rakyat Belarusia tidak menyukainya dan tidak suka jika dia tetap menjadi Presiden Belarusia," kata Kolesnikova.
Beberapa petugas militer dan polisi yang seharusnya menindak demonstran kini berbalik arah, mendukung aksi mereka dan melawan presiden.
Sebuah video yang diposting pria bernama Evgeny Novitski di Instagram menunjukkan mantan perwira pasukan khusus membuang seragamnya ke tempat sampah sambil mengatakan tidak bangga dengan pekerjaannya lagi.
Baca Juga: Dihantam Wabah Corona, Bolivia Tunda Pemilihan Presiden
"Hai semuanya! Saya bersumpah melihat apa yang terjadi di Minsk saat ini, saya tidak bisa bangga di mana saya telah melayani, jadi, saya tidak bisa lagi menyimpan seragam ini di rumah," katanya.