“PKS masih mencoba untuk bertahan sampai tanggal 6 September 2020, saat tahap pendaftaran calon di KPU Solo. Sejauh Gibran-Teguh dan pendukungnya belum mendaftarkan diri ke KPU Solo berarti sejauh itu pula usaha PKS akan terus digulirkan,” ujar dia kepada Solopos.com, Selasa (11/8/2020), malam.
Bagi Sugeng, selama belum resmi mendaftarkan kandidat ke KPU Solo, masih ada peluang rekomendasi partai berubah, terutama di menit-menit akhir. Sugeng mencontohkan ketika berlangsung pilkada di Karanganyar tahun 2018 lalu.
DPP Partai Gerindra yang semula memberikan rekomendasi kepada pasangan Juliyatmono-Rober Christanto, tiba-tiba berubah pikiran di saat-saat terakhir.
“Fakta-fakta historis sudah terjadi seperti di Karanganyar. Saat belum pendaftaran calon, rekomendasi Partai Gerindra sudah ke Juliyatmono, sudah tertulis. Saat itulah PKS melobi level DPP. Kemudian Gerindra mencabut rekomendasinya,” kata dia.
Baca Juga: Beri Dukungan Penuh untuk Gibran, Ketum PAN Ditertawakan Said Didu
Partai Gerindra kemudian memberikan rekomendasi kepada pasangan Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih.
Dalam konteks pilkada Solo 2020, menurut Sugeng, PKS tak bekerja sendirian. PKS menggandeng tokoh-tokoh yang sudah berkomunikasi.
“PKS kan tidak jalan sendiri. Para kandidat yang kemarin datang ke PKS juga kami titipi tugas itu. Dengan jejaring yang dimiliki ayo bersinergi memunculkan kapal koalisi. Dari internal PKS jalan, dari mereka jalan. Tidak sim salabim menunggu keajaiban,” kata dia.
Sugeng menjelaskan dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Artinya masih ada peluang bagi PKS untuk mengusung pasangan calon di pilkada Solo selama waktu belum berakhir.
“Pada hari-hari last minute ini ada sesuatu yang kemudian mengubah peta sehingga selagi belum mendaftarkan diri masih ada celah untuk diikhtiari,” kata dia.
Baca Juga: PKS Bertahan Usaha Lawan Gibran Sampai 6 September, Masih Percaya Keajaiban
Apa kata Gibran?