8 Dokter Meninggal karena Covid, IDI Medan Minta Harus Ada Pemetaan di RS

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 16:12 WIB
8 Dokter Meninggal karena Covid, IDI Medan Minta Harus Ada Pemetaan di RS
Ilustrasi penanganan pasien positif Covid-19. [Dok. Ayobandung.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan meminta pemerintah untuk melakukan pemetaan terhadap rumah sakit yang menangani pasien terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Mengingat terus bertambahnya dokter meninggal akibat terpapar Corona.

Ketua IDI Medan dr Wijaya Juwarna mengatakan, penanganan Covid-19 harus dipetakan sehingga tidak bercampur dengan pasien non Covid-19.

"Maksud saya, dalam hal Covid-19 ini, dia kan penyakit karantina. Dan karantina itu bukan hanya soal isolasi, tapi tempatnya juga harus khusus," kata dr Wijaya, Jumat (14/8/2020).

Dokter Wijaya mengibaratkan jika penanganan Covid-19 layaknya sebuah pertempuran. Sehingga dalam hal pertempuran tersebut harus jelas wilayah dan teritorialnya.

Baca Juga: Viral Bayar UKT Pakai Receh, Pecah Celengan Gara-gara COVID-19

Menurutnya, kalau memang pertempuran tersebut harus dilakukan di air, maka tidak boleh dia dibawa ke darat sebab akan ada yang terkena dampaknya.

"Artinya, kalau pun ruang isolasi itu berstandar sesuai akreditasi, itukan dipersiapkan untuk infeksi atau penyakit hari-hari. Sementara kalau untuk wabah, tentunya kita perlu penanganan khusus lah," ujarnya.

Dia mencontohkan, banyak rumah sakit yang saat ini menangani pasien Covid-19, menempatkan ruang isolasi di lantai 3 atau lantai 5. Namun meski sudah dipisahkan dari sisi gedung, akan tetapi lalulintas masuk ke gedung rumah sakit masih satu pintu dengan pasien umum.

Sehingga, saat ada pasien yang terpapar Corona akan masuk ruang isolasi, akan melewati lalulintas utama yakni dari ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Memang petugas Covid-19 pakai APD level III, aman lah dia. Sedangkan yang petugas umum, karena itu bukan ruang isolasi, dia hanya memakai APD level II. Kalau saat itu si pasien batuk, droplet keluar, kan sangat beresiko," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi: Perjuangan Melawan Covid-19 Sudah Luar Biasa Kita Lakukan

Untuk itu dia berharap, meski dalam hal penanganan Covid-19 pasukan utamanya adalah tenaga kesehatan (Nakes), dalam hal ini tentu dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI