Bersua Pak Bujang, Pejuang Konservasi Penyu Dalam Sunyi di Pulau Lampu

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 07:10 WIB
Bersua Pak Bujang, Pejuang Konservasi Penyu Dalam Sunyi di Pulau Lampu
Kerangkeng yang dibangun Pak Bujang untuk melindungi telur penyu dari pemangsa di Pulau Lampu, Batam. [Suara.com/Bobi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk menemukan telur yang sudah ditinggalkan induk Penyu, biasanya Bujang akan menggunakan kayu kecil menusuk pasir yang berada di sekitar kawasan jejak Penyu bertelur. Menusuknya juga tidak bisa dilakukan secara asal. Harus sedikit miring hingga akan menyesuaikan dengan lubang yang dibuat sedikit berbelok.

Bujang tidak langsung bisa. Ia sempat cukup lama menggunakan jasa warga lain untuk menemukan telur-telur yang ditinggalkan induk Penyu di dalam tanah. Membayar warga untuk mengetahui lokasi telur, kemudian ia pagari dengan kerangkeng sederhana dari jaring dan papan agar terlindung dari pemangsa.

Ilustrasi penyu bertelur. (Pixabay/Ionlera)
Ilustrasi penyu bertelur. (Pixabay/Ionlera)

Dulu ia membayar orang untuk tahu di mana lokasi telur. Saat ini, Bujang sudah cukup mumpuni, walaupun ia mengaku banyak yang harus dipelajari. Utamanya memaksimalkan perawatan terhadap telur-telur yang ada di semua sarang agar bisa menetas secara optimal.

Obrolan kami terhenti beriringan dengan cahaya matahari yang makin condong ke Barat. Kami bersiap mengulangi perjalanan menuju Pelabuhan Rakyat di Kelurahan Sembulang, tempat terakhir kami menitipkan kendaraan. Bergerak dengan kapal cepat sekitar 40 menit, melintasi Pulau Karas, Pulau Mubut untuk sampai ke tujuan.

Baca Juga: Abrasi Parah, Konservasi Penyu di Trisik Kulon Progo Bakal Direlokasi

Kontributor : Bobi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI