Suara.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pedagang kaki lima (PKL) di Pasar 16 Ilir, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), dilarang berjualan setelah menegur seorang wanita yang mengaku istri Wakapolda Sumsel, viral di media sosial.
Video itu diunggah di akun YouTube Now Sumatera, Rabu (13/8/2020). Dalam video berdurasi 14 menit 39 detik tersebut, perempuan itu mengaku bernama Evitasari.
Evitasari menjelaskan peristiwa tersebut bermula saat ada ibu-ibu parkir mobil di tempatnya berdagang.
Karena itu, ia spontan menegur wanita itu untuk tak parkir di sana lantaran ia akan berjualan.
Baca Juga: Sebar Hoaks Zona Hitam, Wagub DKI Belum Mau Polisikan Ferdinand Demokrat
"Bu, jangan parkir di sini bu. Ini mau jualan," ucap dia dalam rekaman video itu.
Kemudian, ia melanjutkan cerita selanjutnya usai menegur wanita tersebut.
"Jawab ibu itu, 'Gak dek, saya cuma sebentar aja'. Ya, kalau cuma sebentar gak apa-apa bu, tapi jangan lama," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, sejam kemudian wanita yang mengaku istri Wakapolda Sumsel itu baru kembali ke mobilnya, yang membuat Evitasari jadi telat berjualan karena terhalang mobil itu.
"Bu kok ibu lama, tadi kan ibu bilang tidak lama cuma sebentar. Saya mau jualan, yang lain sudah jualan semua," cerita dia dalam rekaman itu.
Baca Juga: Viral Singa Lepas dari Kandang Berkeliaran di Jalan, Penduduk Panik!
Karena tak terima ditegur, wanita yang mengaku istri Wakapolda Sumsel itu pun marah.
"Terus ibu itu tak terima saya tegur, langsung dia jawab, 'Saya ini istrinya Wakapolda. Berani kamu menegur saya. Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa'. Saya tidak tahu ibu itu siapa," ucap Evitasari.
Ia pun mengaku, wanita itu langsung mengambil foto dirinya dan mengancam jika ia tidak akan lagi bisa berdagang di Pasar 16 Ilir Palembang.
"Kan dia gak tepat janji. Dia bilang sebentar, malah lama, kan saya mau jualan. Malah ibu itu mengancam saya (dengan mengatakan), 'Saya pastikan kamu gak akan bisa jualan lagi di Pasar 16 Ilir ini lagi. Saya pastikan kamu gak akan terlihat lagi di Pasar 16 ini'. Lalu ibu itu foto wajah saya. Terus saya jawab, 'Salah saya apa, kenapa saya tidak bisa jualan di sini'," tambah dia sembari menangis dalam rekaman tersebut.
Usai wanita yang mengaku istri Wakapolda Sumsel itu pergi, Evitasari berusaha membuka tempat jualannya. Tapi, suaminya tiba-tiba didatangi preman pasar setempat.
"Dia (wanita yang mengaku istri Wakapolda) menemui suami saya sama preman pasar di situ. Dia bilang, kamu gak usah jualan dulu hari ini. Kamu harus tutup. Ibu tadi yang kamu tegur itu istrinya Wakapolda dan anaknya besan Herman Deru," cerita dia.
Kemudian, mereka menyuruh Evitasari untuk ikut terlebih dahulu guna menemui wanita tersebut untuk meminta maaf.
"Ya saya turuti, saya dan suami pergi ke rumah ibu itu, rumah ibu itu di Makrayu rumah pribadi beliau. Setibanya di rumah beliau, kami mengetuk pintu dibukakan, ketemulah sama anak beliau. Preman itu ngomong, ini bukan orangnya. Dia melihatin saya ke ibu itu. 'Ya itu orangnya'. Terus saya jawab, ya bu saya mau minta maaf. 'Enggak ada maaf-maaf saya pastikan kamu tidak bisa jualan lagi di Pasar 16 itu. Peganglah omongan saya', ibu itu ngomong begitu," tambahnya.
Tak lama dari situ, ia pun menangis.
"Kata suami saya, ya sudah kita kan sudah ada itikad baik mau minta maaf. Kita sudah menjemput, tapi ditolak mentah-mentah oleh ibu itu," ungkap dia.
Setelah mendatangi ke rumah wanita itu, dirinya tetap kembali berjualan di Pasar 16 Ilir Palembang, meskipun sebelumnya telah didatangi preman.
Tapi, kata dia, belum lama berdagang dirinya kembali didatangi oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan memintanya untuk menutup jualannya.
"Saya kembali lagi ke pasar, saya jualan. Suami saya tidak tahu ada urusan apa tinggal saya sendiri. Gak lama dari situ, datang Satpol PP dari provinsi dan menyuruh saya harus tutup sekarang juga karena saya sudah menegur istrinya Wakapolda," cerita dia lagi.
Ketika kejadian itu, ia mengaku tak dapat berkata-kata lagi lantaran tidak mengerti sekali.
"Saya diancam, kalau gak tutup, saya akan di LP-kan. Saya gak tahu saya harus bagaimana, terus warung saya disuruhnya tutup. Yang lainnya gak ada yang tutup, cuma saya sendiri. Mereka semua mengancam saya tak boleh lagi jualan di Pasar 16, tidak boleh lagi terlihat di Pasar 16, karena saya sudah berani menegur istri wakapolda," akhir cerita dalam rekaman yang viral itu.
Kontributor : Rio Adi Pratama