Drama pelarian Nazaruddin ke luar negeri menghebohkan publik Nasional kala itu. Nazaruddin bahkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Kepolisian Internasional atau Interpol usai KPK mengajukan penerbitan red notice melalui Mabes Polri.
Dua foto Nazaruddin yang mengenakan baju safari berwarna cokelat muda pun terpampag di situs www.interpol.int.
Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 22 Juli 2011, Nazaruddin muncul dalam wawancara sebuah tayangan televisi. Ia dikabarkan berada Kuala Lumpur pada 31 Juli. Namun polisi yang saat itu sudah merencanakan penangkapannya, Nazaruddin sudah melanjutkan pelariannya ke tempat lain.
Sebulan kemudian, KPK, Menkum HAM, Mabes Polri, dan Interpol menemukan sosok foto yang mirip dengan Nazaruddin di Kolombia. Nazaruddin diduga terbang ke benua Amerika dengan memalsukan paspornya.
Baca Juga: Babas Dari Penjara, Eks Terpidana Korupsi Nazaruddin Ingin Bangun Masjid
Ditangkap di Kolombia
Nazaruddin akhirnya ditangkap oleh Interpol di wilayah Cartegana, Kolombia pada 6 Agustus 2011. Ia ditangkap bersama istrinya, Neneng Sri Wahyuni.
Selama pelariannya, ia pernah berpindah tempat menggunakan paspor palsunya ke Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Nazaruddin juga diketahui sempat berkomunikasi dengan seorang wartawan Iwan Piliang selama dalam pelariannya.
Dalam komunikasi lewat Skype itu, Nazaruddin melontarkan 'nyanyiannya' dengan menyebut bahwa Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum telah merekayasa kasusnya.
Baca Juga: Murni Bebas Penjara Korupsi, Nazaruddin Akan Bangun Masjid dan Pesantren
Kembalinya dari pelarian, Nazaruddin kemudian membongkar kasusnya bahwa Anas Urbaningrum ada di balik kasus suap proyek Wisma Atlet Hambalang.