Suara.com - Kepolisian Belanda menggerebek sebuah laboratorium kokain di Nijveen. Menyadur DW pada Kamis (13/08/2020), penggerebekan ini dilakukan hari Selasa dan dilaporkan sebagai lab kokain terbesar di Belanda.
Laboratorium tersebut berlokasi di bekas sekolah berkuda di Nijveen yang terletak 120 kilometer (75 mil) timur laut Amsterdam.
Polisi menemukan bahan kimia sekitar puluhan ribu liter dan 100 kilogram (220 pon) narkotika. "Itu adalah produksi raksasa," kata seorang juru bicara polisi.
Laboratorium kokain itu memiliki kapasitas untuk memproduksi 150 hingga 200 kilogram kokain sehari dengan nilai jalan setidaknya € 4,5 juta yang setara Rp 79 miliar.
Baca Juga: Pesawat Pengangkut Kokain Kecelakaan, Papua Nugini 'Hujan Narkoba'
Sebanyak 17 tersangka yang terdiri dari 13 warga Kolombia, tiga Belanda dan satu warga Turki ditangkap saat penggerebekan. Polisi mengatakan penangkapan lebih lanjut juga mungkin dilakukan.
Kokain yang diproduksi di dalam Laboratorium tersebut dilarutkan dalam larutan yang kemudian dibenamkan di pakaian sebelum diselundupkan.
Operasi itu adalah 'pencucian narkotika' di mana obat-obatan 'dicuci' dalam pakaian, menurut polisi.
Polisi juga menemukan 'bahan pembawa' seberat 120 ton, yang sebagian besar terdiri dari pakaian, selama dua penggerebekan gudang lainnya di Apeldoorn dan Elshout di Belanda tengah dan selatan.
Laboratorium kokain di Nijveen juga menggunakan bahan kimia khusus untuk mengekstrak obat sebelum menyiapkannya untuk dijual.
Baca Juga: Viral Berita Kokain Dapat Sembuhkan Pasien Corona, Hoaks?
Belanda dianggap sebagai titik masuk narkotika utama di Eropa. Negara ini telah memerangi kejahatan narkoba terutama penyelundupan kokain melalui pelabuhan Rotterdam, yang terbesar di benua itu.
Sementara itu ketika polisi berhasil menggerebek laboratorium terbesar di Belanda, negara kerajaan ini mengalami kenaikan kasus virus corona dalam sepekan terakhir.
Menyadur Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan mencatat 2.588 kasus baru pekan ini, naik dari 1.259 pada pekan lalu. Hal ini membuktikan adanya ancaman gelombang kedua virus corona.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pun naik menjadi 44 orang, lebih tinggi daripada pekan sebelumnya yang ada di angka 21.
"Angka ini tidak mencakup data kasus keseluruhan. Ada kasus yang belum dilaporkan, dan akan ditambahkan ke dalam data pekan berikutnya," tulis Kementerian Kesehatan.
Sebelumnya, Jerman juga mengalami kenaikan jumlah kasus yang signifikan.