Kota Xianning, juga di provinsi Hubei, dan Xinyang, di provinsi Henan, juga mengusulkan penerapan sistem N-1 tersebut.
Di Chongqing, Federasi Industri dan Perdagangan mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan untuk menerapkan panduan Xi Jinping.
Mereka menyiapkan layar LED untuk membuat sistem pengingat konsumsi hemat, serta langkah-langkah untuk mengawasi konsumen agar makan dengan hemat.
Reporter Chongqing Daily melakukan investigasi ke beberapa restoran dan mereka menyimpulkan bahwa "limbah makanan masih umum". "Empat orang memesan delapan hidangan, tetapi tidak semuanya dimakan," sebuah berita utama di surat kabar tersebut mengatakan pada hari Selasa.
Baca Juga: China Promosikan Pertempuran Heroik Lawan Corona Lewat Pameran
Di negara di mana dianggap sopan untuk memesan lebih dari jumlah yang dibutuhkan, "operasi piring kosong" akan menemui kesulitan.
Makanan sering disajikan dalam gaya keluarga dengan hidangan bersama dan tuan rumah cenderung memesan lebih banyak hidangan daripada jumlah orang yang makan.
Dalam pidatonya, Xi menyerukan penguatan undang-undang, pengawasan, dan tindakan jangka panjang serta pendidikan publik yang lebih baik untuk menghentikan limbah makanan.
Sebuah laporan pada tahun 2015 oleh China Academy Science dan mitranya menemukan bahwa hingga 18 juta ton makanan dalam setahun terbuang percuma di kota-kota besar, cukup untuk memberi makan 30 hingga 50 juta orang per tahun.
Menanggapi inisiatif makan N-1, warganet di media sosial China yakni Weibo merasa skeptis dan dalam beberapa kasus mereka berkomentar dengan nada marah.
Baca Juga: Saksikan 1.620 Relawan Disuntik, Jokowi Harap Vaksin Diproduksi Awal Tahun
"Bisakah Anda membatasi makan pejabat dulu? Jangan selalu diambil dari orang-orang, "kata salah satu dari mereka, mengacu pada jamuan makan resmi dan makan mewah yang diadakan oleh pejabat.