Suara.com - Menteri Kesehatan Israel Yuli Edelstein mengatakan pihaknya akan meneliti vaksin COVID-19 buatan Rusia dan akan merundingkan pembelian vaksin tersebut jika terbukti mampu menangkal virus yang tengah mengguncang dunia itu.
Presiden Vladimir Putin pada Selasa (11/8/2020) mengumumkan bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia.
"Kami mengikuti secara cermat setiap laporan, tak perduli dari negara mana saja," kata Yuli Edelstein kepada wartawan.
"Kami sudah mendiskusikan laporan dari pusat riset di Rusia soal pengembangan vaksin.
Baca Juga: Nenek 68 Tahun Kembali Positif Corona Setelah 6 Bulan Dinyatakan Sembuh
"Jika kami yakin ini adalah produk serius (manjur), kami juga akan berupaya melakukan negosiasi. Tetapi saya tidak ingin menipu siapa pun. Staf profesional kementerian sedang mengerjakan ini sepanjang waktu. Vaksin tidak akan tiba besok," katanya seperti dikutip Antara dari Reuters.
Israel sendiri saat ini tengah mengembangkan calon vaksinnya sendiri dan berencana memulai uji klinis pada manusia secepatnya pada Oktober. Pihaknya juga meneken kontrak dengan produsen obat Moderna dan Arcturus Therapeutics sebagai opsi pembelian calon vaksin mereka.
Rusia Bantah Tudingan Miring Banyak Pihak Ihwal Vaksin COVID-19 Buatannya
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko, Rabu (12/8/2020) mengatakan tudingan bahwa vaksin COVID-19 buatan Rusia tak aman tidak berdasar dan dipicu oleh persaingan.
Dilaporkan Kantor Berita Interfax, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (11/8/2020) mengumumkan bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia.
Baca Juga: Roman Shirokov, Eks Kapten Rusia yang Hajar Wasit Akhirnya Minta Maaf
Keputusan Moskow untuk memberikan restunya menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pakar. Hanya sekitar 10 persen uji klinis berhasil dilakukan dan beberapa ilmuwan merasa khawatir Moskow mungkin saja lebih mementingkan gengsi negara ketimbang pengetahuan dan keamanan.