Dihantam Pandemi Virus Corona, Inggris Resmi Resesi

Rabu, 12 Agustus 2020 | 14:13 WIB
Dihantam Pandemi Virus Corona, Inggris Resmi Resesi
Ilustrasi ekonomi menurun (Gerd Altmann/Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inggris resmi mengalami resesi. Perekonomian Negeri Ratu Elizabeth itu mengalami kemerosotan besar antara April dan Juni akibat pandemi virus Corona.

Menyadur BBC, Rabu (12/8/2020), perekonomian Inggris menyusut hingga 20,4 persen dibandingkan dengan tiga pulan pertama di tahun 2020.

Kebijakan lockdwon dan pembatasan sosial yang diberlakukan demi menekan penyebaran infeksi virus Corona menjadi faktor utama jatuhnya Inggris ke jurang resesi.

Pengeluaran rumah tangga anjlok karena toko-toko diperintahkan tutup, sementara produksi pabrik dan konstruksi juga turun.

Baca Juga: Nekad! Belum Teruji, Putin Klaim Beri Vaksin Covid-19 ke Anaknya

Resesi--yang didefinisikan sebagai penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut--ini jadi yang pertama dirasakan Inggris sejak 2009.

Kendati babak belur dihajar Covid-19, Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan ekonomi telah berangsur bangkit pada Juni.

Hal itu terjadi karena pembatasan sosial mulai dikendurkan oleh pemerintah Inggris.

Sebelumnya, bisnis perhotelan disebut paling terpukul oleh krisis kesehatan ini.

Jonathan Athow, wakil ahli statistik nasional untuk statistik ekonomi mengatakan ekonomi Inggris akan mulai bangkit kendati produk domestik bruto (PDB) masih stagnan.

Baca Juga: 5 Cara Menghindari Kulit Kering Karena Penggunaan Hand Sanitizer Berlebih

"Ekonomi mulai bangkit kembali pada bulan Juni dengan pembukaan kembali toko, pabrik mulai meningkatkan produksi dan pembangunan rumah terus pulih," kata Athow.

"Meskipun demikian, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih berada di urutan keenam di bawah levelnya pada bulan Februari, sebelum virus menyerang."

Kehancuran ekonomi Inggris sebenarnya telah diprediksi Bank of England (BoE) pada akhir Mei 2020 lalu.

Bahkan, mereka menyebut ini adalah kemerosotan ekonomi terburuk selama tiga abad terakhir.

Ekonom Senior dari Bank Berenberg, Kallum Pickering sempat mengatakan masalah yang menerjang Inggris bukan hanya soal pandemi virus Corona, melainkan juga keputusan keluar dari Uni Eropa (UE).

"Seluruh dunia bergerak melawan resesi karena virus Corona. Tetapi Inggris memiliki masalah tambahan dalam negosiasi dengan UE pada paruh kedua tahun ini," kata Pickering dikutip dari CNN, 27 Mei lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI