Suara.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro membantah adanya lonjakan kebakaran di hutan hujan Amazon, menyebut data itu segabai kebohongan.
Menyadur Channel News Asia, Rabu (12/8/2020), Bolsonaro tak mempercayai data yang dihasilkan oleh pemerintahannya sendiri yang menunjukkan ribuan titik api meningkat di seluruh kawasan hutan.
Berdasarkan data dari badan penelitian ruang angkasa nasional Inpe, kebakaran di Amazon pada Agustus ini mencapai level yang lebih buruk, dibandingkan dengan Agustus 2019 lalu yang telah merupakan jumlah tertinggi selama sembilan tahun.
Lebih dari 10.000 kebakaran telah tercatat dalam 10 pertama Agustus, naik 17 persen dari periode yanh sama tahun lalu.
Baca Juga: Duh, Kasus Covid-19 Amerika Serikat dan Brasil Masih Terus Bertambah
Kendati demikian, Bolsonaro dalam pidatonya di depan para pemimpin Amerika Selatan pada Selasa (11/8), menantang perwakilan asing untuk terbang di atas belantara Amazon. Ia mengatakan tak akan melihat satu api pun sepanjang kota Boa Vista hingga Manaus.
Mereka tidak akan menemukan titik api, atau seperempat hektar hutan gundul," ujar Bolsonaro dalam pertemuan anggota Pakta Leticia, kesepakaran antara negara-negara Amazon untuk melindungi hutan hujan.
"Cerita bahwa Amazon akan terbakar adalah kebohongan dan kita harus memeranginya dengan angka yang sebenarnya," katanya.
Dalam pidatonya, Bolsonaro mengemukakan pemerintah Brasil telah menunjukkan dirinya mampu untuk melindungi Amazon secara mandiri, berkaca pada sebagian hutan yang masih berdiri.
Ia mengatakan Amazon adalah hutan basah yang melestarikan dirinya sendiri dan tidak terbakar. Bolsonaro menyebut, media dan pemerintah asing menyajikan narasi palsu tentang Amazon.
Baca Juga: 10 Pemain Positif COVID-19, Laga Liga Brasil Ditunda
Bolsonaro tahun lalu juga membantah lonjakan api yang memicu protes global. Pun ia mulai ikut campur di Inpe dengan memecat ketuanya, Ricardo Galvao, sejak badan penelitian tersebut merilis data yang tidak menguntungkan tentang deforestasi Amazon tahun lalu.