Pascaledakan Lebanon, Korban Jiwa Jadi 171 Orang dan 8.000 Bangunan Hancur

Rabu, 12 Agustus 2020 | 13:03 WIB
Pascaledakan Lebanon, Korban Jiwa Jadi 171 Orang dan 8.000 Bangunan Hancur
Pasca ledakan dahsyat terjadi di Beirut Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban tewas akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon pada 4 Agustus lalu meningkat menjadi 171 orang dan 8.000 bangunan hancur.

Menyadur Anadolu Agency, Rabu (12/8/2020), Menteri Kesehatan Lebanon Hassan Hamad mengatakan setelah pertemuannya dengan pejabat darurat WHO Rick Brennan, bahwa jumlah orang yang hilang berkisar antara 30 dan 40.

"Sekitar 1.500 orang membutuhkan perawatan, 120 dari mereka masih dalam perawatan intensif," ungkap Hassan Hamad.

"Kementerian Kesehatan telah menerima daftar sumbangan kesehatan dari Tentara Lebanon yang diterima dari berbagai negara," tambahnya.

Baca Juga: Lebanon Telah Diperingatkan Potensi Ledakan di Beirut Sejak Juli

Hassan Hamad juga mengungkapkan bantuan dari berbagai pihak tersebut akan segera disalurkan ke fasilitas medis di seluruh negeri.

Ledakan dahsyat terjadi di Beirut,Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Ledakan dahsyat terjadi di Beirut,Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)

Ledakan kuat mengguncang Beirut Selasa lalu setelah timbunan 2,750 ton amonium nitrat yang terabaikan yang disimpan di gudang terbakar.

Ledakan dahsyat tersebut meratakan bangunan di dekatnya, dan menyebabkan kerusakan material yang luas di ibu kota, menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Menurut Komisi Bantuan Tinggi di Lebanon (HRC), setidaknya 8.000 bangunan, termasuk 50 bangunan kuno, rusak akibat ledakan besar tersebut.

Sekretaris Jenderal HRC Mohammed Khair mengatakan penghitungan semua kerusakan akibat ledakan akan diselesaikan pada hari Rabu. Menurutnya, skala kerusakan di setiap wilayah berbeda-beda.

Baca Juga: Bantu Korban Ledakan Lebanon, Mia Khalifa Lelang Kacamata Bersejarahnya

HRC berafiliasi dengan Kabinet dan fungsinya mencakup distribusi bantuan dan manajemen bencana.

Ledakan yang mengguncang Beirut hingga ke intinya juga terjadi pada saat Lebanon sedang menghadapi krisis keuangan yang parah dan pandemi virus Covid-19.

Masyarakat menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas ledakan tersebut hingga memicu aksi demonstransi yang diwarnai kerusuhan.

Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, Perdana Menteri Hassan Diab dan pemerintahannya menyatakan mengundurkan diri.

"Hari ini kami mendengarkan tuntutan rakyat untuk meminta pertanggungjawaban atas bencana yang telah tersimpan selama 7 tahun," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi lokal.

Dalam pidatonya yang berapi-api, Diab mencaci-maki elit politik yang berkuasa di Lebanon karena mendorong apa yang disebutnya aparat korupsi.

"Kami telah berjuang dengan gagah berani dan bermartabat," katanya, mengacu pada anggota kabinetnya.

Diab membandingkan ledakan hari Selasa dengan gempa bumi yang mengguncang negaranya dan mendorong pemerintahnya untuk mundur.

"Kami telah memutuskan untuk berdiri bersama rakyat," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI