Ledakan yang mengguncang Beirut hingga ke intinya juga terjadi pada saat Lebanon sedang menghadapi krisis keuangan yang parah dan pandemi virus Covid-19.
Masyarakat menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas ledakan tersebut hingga memicu aksi demonstransi yang diwarnai kerusuhan.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, Perdana Menteri Hassan Diab dan pemerintahannya menyatakan mengundurkan diri.
"Hari ini kami mendengarkan tuntutan rakyat untuk meminta pertanggungjawaban atas bencana yang telah tersimpan selama 7 tahun," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi lokal.
Baca Juga: Lebanon Telah Diperingatkan Potensi Ledakan di Beirut Sejak Juli
Dalam pidatonya yang berapi-api, Diab mencaci-maki elit politik yang berkuasa di Lebanon karena mendorong apa yang disebutnya aparat korupsi.
"Kami telah berjuang dengan gagah berani dan bermartabat," katanya, mengacu pada anggota kabinetnya.
Diab membandingkan ledakan hari Selasa dengan gempa bumi yang mengguncang negaranya dan mendorong pemerintahnya untuk mundur.
"Kami telah memutuskan untuk berdiri bersama rakyat," katanya.
Baca Juga: Bantu Korban Ledakan Lebanon, Mia Khalifa Lelang Kacamata Bersejarahnya