Sosok Kamala Harris, Wanita Kulit Hitam Pertama di Pilpres Amerika Serikat

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 12 Agustus 2020 | 11:37 WIB
Sosok Kamala Harris, Wanita Kulit Hitam Pertama di Pilpres Amerika Serikat
Senator Amerika Serikat Kamala Harris menjawab pertanyaan dalam sebuah forum di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Rabu (2/10/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Steve Marcus/ama/cfo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden pada Selasa (11/8) memilih Senator Kamala Harris sebagai calon wakil presiden, menjadikannya wanita kulit hitam pertama yang maju dalam pemilu kepresidenan Amerika Serikat.

Melalui akun Twitter, Biden menyebut Harris sebagai "pejuang tak kenal takut pembela kalangan lemah, dan salah satu pegawai negeri terbaik di negara ini."

Sedangkan Harris menulis di Twitter bahwa Biden bisa "mempersatukan rakyat Amerika karena dia menghabiskan hidupnya untuk berjuang untuk kita."

Di tengah keresahan sosial atas ketidakadilan rasial yang mengguncang AS selama berbulan-bulan, Biden berada di bawah tekanan untuk memilih seorang wanita kulit hitam sebagai pasangannya.

Baca Juga: Pertama Kali, Joe Biden Tunjuk Wanita Berkulit Hitam sebagai Cawapresnya

Harris juga orang Asia-Amerika pertama yang mendapat tiket utama menuju pemilihan presiden-wakil presiden.

Pada Harris, senator berusia 55 tahun dari California yang mencalonkan diri sendiri menuju Gedung Putih, Biden mendapatkan seorang politisi berpengalaman yang sudah teruji oleh kerasnya kampanye presiden 2020 saat mereka menuju pemilu 3 November mendatang.

Biden dan Harris akan tampil bersama pada Rabu di sebuah acara di kampung halaman Biden di Wilmington, Delaware.

Harris, yang menjadi senator AS perempuan kulit hitam kedua dalam sejarah ketika terpilih pada 2016, akan diandalkan untuk membantu memobilisasi warga Afrika-Amerika, kalangan pemilih paling setia Partai Demokrat.

Empat tahun lalu, penurunan pertama kali jumlah pemilih kulit hitam dalam 20 tahun berkontribusi pada kekalahan mengecewakan yang dialami calon Partai Demokrat Hillary Clinton ketika melawan Donald Trump.

Baca Juga: Akurat Sejak 1984, Profesor Ini Prediksi Donald Trump Kalah dari Joe Biden

Biden, yang kampanyenya diselamatkan oleh pemilih kulit hitam pada pemilihan pendahuluan di South Carolina pada Februari, membutuhkan dukungan kuat dari kalangan itu untuk melawan Trump.

Mereka akan menjadi penting di beberapa negara bagian seperti Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin, tempat Trump menang tipis pada 2016, serta negara-negara bagian di selatan yang condong ke Partai Republik, seperti Georgia dan Florida, yang menurut jajak pendapat telah menjadi kawasan kompetitif tahun ini.

Biden menjabat sebagai wakil presiden selama delapan tahun di bawah Presiden Barack Obama, presiden pertama dari kalangan kulit hitam AS.

Obama, mungkin tokoh partai yang paling populer, memuji Harris di Twitter dengan menulis "Dia menghabiskan karirnya membela Konstitusi kita dan berjuang untuk orang-orang yang membutuhkan keadilan."

Tim kampanye Biden mencetak hari penggalangan dana terbaiknya dari kalangan akar rumput setelah pengumuman tersebut, menurut salah satu direktur digitalnya, Clarke Humphrey.

Pilihan cawapres menambah makna penting bagi Biden (77), yang akan menjadi presiden tertua AS jika dia terpilih. Umurnya telah menimbulkan spekulasi bahwa dia hanya akan menjalani satu masa jabatan, menjadikan Harris calon pesaing teratas untuk nominasi 2024.

Biden dalam debat pada Maret secara terbuka berkomitmen untuk memilih seorang wanita sebagai orang nomor duanya setelah mendiskusikan keinginan tersebut dengan istrinya, Jill.

Harris akan dikukuhkan sebagai cawapres Biden dalam konvensi Partai Demokrat yang dimulai pada Senin (17/8). Pada acara yang sama, Biden juga akan secara resmi dicalonkan untuk menantang Trump.

Sumber: Antara/Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI