Sejauh ini, isi surat itu belum dapat sepenuhnya dikonfirmasi.
Kantor kepresidenan juga tidak menanggapi pertanyaan mengenai surat tertanggal 20 Juli itu.
Perwakilan Diab, perdana menteri yang membubarkan pemerintahannya serta mengundurkan diri pada Senin, mengatakan PM telah menerima surat tertanggal 20 Juli itu. PM Diab meneruskan surat itu ke Dewan Pertahanan Agung untuk meminta pendapat lembaga itu dalam waktu 48 jam.
"Kabinet saat ini telah menerima dokumen itu 14 hari sebelum ledakan dan bertindak dalam hitungan hari. Kabinet sebelumnya memiliki waktu enam tahun dan tidak berbuat apa-apa," kata dia.
Baca Juga: Krisis Pangan, Lebanon Dapat Bantuan 50 Ribu Ton Tepung Terigu
Pihak kejaksaan tidak menanggapi pertanyaan terkait masalah tersebut.
Sadar kewajiban
Surat tersebut dapat menyulut kemarahan publik yang kecewa terhadap sikap lalai pemerintah sehingga ribuan ton amonium nitrat meledak dan menghancurkan Kota Beirut. Menurut banyak pihak, ledakan itu merupakan contoh kelalaian dan sikap korup pemerintah yang menyebabkan krisis ekonomi di Lebanon.
Seiring dengan rentetan aksi unjuk rasa oleh masyarakat di Lebanon pada Senin, PM Diab membubarkan pemerintahan dan mengundurkan diri. Walaupun demikian, ia dan jajaran menterinya tetap menjadi pelaksana tugas sementara sampai kabinet baru terbentuk.
Pembangunan kembali Kota Beirut pascaledakan kemungkinan menelan biaya sampai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp 220,3 triliun). Padahal, Lebanon masih mengalami defisit mengingat kerugian yang dialami perbankan melampaui angka 100 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.467,7 triliun).
Baca Juga: Lebanon Telah Diperingatkan Potensi Ledakan di Beirut Sejak Juli
Presiden Aoun minggu lalu membenarkan ia telah menerima informasi mengenai bahan peledak itu. Ia mengatakan kepada awak media bahwa pihaknya telah mengarahkan sekretaris jenderal Dewan Pertahanan Agung untuk "melakukan segala cara yang dibutuhkan" untuk mengatasi masalah tersebut. Dewan Pertahanan Agung merupakan lembaga di bawah presiden yang menaungi militer dan aparat keamanan.