"Memang dia kelihatan sedang sakit, bicara dengan kita juga seperti orang lupa ingatan," ujarnya pula.
"Kita juga sudah jelaskan, mereka bingung, tadinya mereka berharap besar, bahkan siap melakukan penggalian ulang, tapi bagaimana cara memenuhi permintaan itu, karena ini di luar kuasa kita," ujar dia lagi.
Karenanya, pihak keluarga dikatakan telah meminta maaf kepada Alimudin beserta penggali makam yang mengalami sakit. Doa pun telah dipanjatkan di makam Linda.
"Keluarga mendoakan agar tidak ada hal buruk yang kembali menimpa pengurus makam. Seandainya mengalami lagi, mungkin nanti kita bantu 'rukiah', ini memang di luar logika, kita bingung juga harus bagaimana," kata Yan.
Baca Juga: Tewas Menggantung di Rumah Perwira Polisi, Makam Linda Dibongkar Lagi
Autopsi jenazah Linda dilaksanakan pada Senin (3/8), dengan menggali makamnya yang berada di TPU Karang Medain, Kota Mataram. Autopsi dilaksanakan tim dokter forensik dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda NTB dan Universitas Mataram.
Proses autopsi jenazah dilaksanakan sesuai dengan permintaan keluarga almarhum.
Menurut pihak keluarga, ada hal yang janggal dari kematiannya hingga muncul dugaan bahwa Linda meninggal bukan disebabkan karena gantung diri.
Kejanggalan itu didapatkan mulai dari proses memandikan jenazah sampai pemakamannya di TPU Karang Medain, Kota Mataram, pada Minggu (26/7) lalu. Selain luka lebam, ada juga bercak darah yang keluar dari bagian bawah perut jenazah.
Karenanya dari proses autopsi tersebut, dokter forensik membawa uterus atau rahim Linda untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca Juga: Autopsi Jenazah Lina Jubaedah Jadi Perhatian, Ini Proses dan Prosedurnya
Gadis yang baru diterima sebagai mahasiswi di Program Magister Hukum Universitas Mataram itu, ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (25/7) sore, sekitar pukul 16.30 WITA, di salah satu rumah yang ada di Perumahan Royal Mataram, kawasan Lingkar Selatan, Kota Mataram.