Penjual Sarapan Pagi Ini Manfaatkan JKN-KIS untuk Cuci Darah

Selasa, 11 Agustus 2020 | 16:58 WIB
Penjual Sarapan Pagi Ini Manfaatkan JKN-KIS untuk Cuci Darah
Desi Ainora (46) warga Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Barat bisa menjalani cuci darah. (Dok : BPJS Kesehatan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagal ginjal merupakan kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.

Desi Ainora (46), warga Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, sehari-hari mencari nafkah dengan menjual sarapan pagi di pasar tradisional Ibuh. Ia merupakan salah satu peserta JKN-KIS yang mendaftar sebagai peserta dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3.

Ia divonis menderita penyakit gagal ginjal kronis, yang mengakibatkannya harus melakukan hemodialisa atau cuci darah rutin dua kali dalam kurun waktu seminggu, dan dirujuk ke rumah sakit Padang Panjang.

Saat ditemui di kedai sarapannya, Kamis (6/7/2020), ia bersemangat menceritakan kisahnya menjalani cuci darah selama ini. Ia merasa beruntung telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, sehingga tak perlu lagi memikirkan biaya cuci darah, karena sudah ditanggung oleh JKN-KIS.

Baca Juga: Tok! MA Tolak Permohonan Pembatalan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

“Saya seorang ibu rumah tangga yang bekerja menyediakan sarapan pagi di pasar Ibuh dan didampingi oleh suami. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, rasanya saya nggak sanggup kalau harus memikirkan biaya berobat dan cuci darah," katanya.

Nora sangat bersyukur dengan adanya Program JKN-KIS, yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, karena sangat membantu masyarakat yang membutuhkan. Nora juga memberi apresiasi terhadap pelayanan yang ia terima dari pihak rumah sakit.

Ia rutin melakukan cuci darah dan tidak pernah merasakan adanya perlakuan yang berbeda. Pasien umum maupun pasien JKN-KIS, semuanya sama dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas.

“Untung saja cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tidak pernah terbayangkan oleh saya, bagaimana jadinya kalau tidak ditanggung atau menggunakan uang sendiri. Untuk tindakan cuci darah menggunakan JKN-KIS sudah sangat bagus pelayanannya, semoga dapat terus berlanjut dan dipertahankan. Sekarang karena merasa tubuh saya sudah fit, saya nyaris tak pernah lagi melakukan pencucian darah. Tapi nanti jika merasakan yang aneh-aneh pada diri ini, saya segera menggunakan JKN-KIS untuk kembali memeriksakan diri,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk ikut mendaftar menjadi peserta Program JKN-KIS, yang menurutnya sangat bagus dan mulia ini.

Baca Juga: Disebut Menuai Laba, Begini Tanggapan BPJS Kesehatan

"Niatkan ibadah untuk membantu sesama. Walaupun tidak sakit dan rutin membayar iuran, maka akan dibalas berlipat ganda dengan pahala dan kesehatan," katanya.

"Saya berterima kasih kepada seluruh peserta JKN-KIS yang belum sama sekali menggunakan kartu kepesertaannya, namun selalu rutin membayar iuran. Dengan begitu, mereka sudah sangat membantu peserta lainnya yang membutuhkan biaya pengobatan seperti saya ini. Harapannya, seluruh masyarakat Indonesia agar mendaftar sebagai peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran agar Program JKN-KIS dapat berjalan dengan baik dan optimal," tutur Nora.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI