Indonesia di Ambang Resesi, Jokowi: Rp170 Triliun APBD Mandek di Bank

Selasa, 11 Agustus 2020 | 16:20 WIB
Indonesia di Ambang Resesi, Jokowi: Rp170 Triliun APBD Mandek di Bank
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Pangkalan TNI AU Bandung. (istimewa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I tahun 2020 mencapai 2,97 persen. Sedangkan negara-negara lain sudah banyak yang negatif pertumbuhan ekonominya.

"Tetapi kuartal kedua kita sudah masuk ke minus, dari 2,97 persen positif langsung minus 5,32 persen, ini hati-hati," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam kunjungan kerjanya ke Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti pertumbuhan ekonomi kuartal kedua di Jawa Barat berada di posisi minus 5,9 persen. Namun ia merasa optimis pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan membaik.

"Kita ingin tumbuh positif, tapi memang ini perlu kerja keras," ucap dia.

Baca Juga: Bangga Fadli Zon Dapat Penghargaan, Gerindra: Kritik Bagian dari Perjuangan

Oleh sebab itu, Jokowi meminta kepala daerah untuk segera merealisasikan penyerapan anggaran yang ada di dalam APBD. Pasalnya, kata dia masih ada anggaran APBD seluruh daerah sebesar Rp170 Triliun yang mandek di bank.

"Artinya penggunaannya memerlukan kecepatan terutama di kuartal ketiga ini. Kunci ada di bulan Juli, Agustus dan September, supaya kita tidak masuk dalam kategori resesi ekonomi," imbuhnya.

Jokowi tetap mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibanding negara lain meskipun minus 5,32 persen. Ia membandingkan dengan pertumbuhan sejumlah negara yang minus di bawah Indonesia, seperti Italia minus 17,3 persen, Jerman minus 11,7 persen, Perancis minus 19 persen dan Amerika Serikat minus 9,5 persen.
"Ini harus tetap kita syukuri," ucapnya.

Jokowi mengingatkan pemerintah daerah untuk segera merealisasikan anggaran di APBD terutama di kuartal ketiga. Sebab kuartal ketigas sangat menentukan nasib ekonomi Indonesia.

"Begitu kita belanjakan sesegera mungkin, kemungkinan kita bisa kembali lagi ke positif itu masih ada," pungkasnya.

Baca Juga: Disebut Tukang Gaduh, Relawan Desak Jokowi Copot Menteri Erick Thohir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI