Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil dua pegawai negeri sipil bernama Bahrain Lubis dan Hilmas Lubis, Senin (11/8/2020).
Keduanya akan diperiksa sebagai saksi untuk melekapi berkas penyidikan milik mantan Sekretaris MA Nurhadi yang kini menjadi tersangka dalam kasus suap dan gratifikasi perkara di Mahkamah Agung (MA) 2011-2016.
"Kami periksa Bahrain dan Hilman dalam kapasitas saksi untuk tersangka NHD (Nurhadi)," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, dikonfirmasi, Selasa (11/8/2020).
Tak hanya itu, penyidik KPK juga memanggil saksi lain bernama Musa Daulae yang berprofesi sebagai Notaris dan PPAT. Musa nantinya juga akan diperiksa dalam kasus serupa.
Baca Juga: Kasus Suap Nurhadi, KPK Kembali Panggil Saksi Ferdy yang Sempat Mangkir
Namun, Ali belum dapat menyampaikan apa yang akan ditelisik penyidik KPK perihal agenda pemeriksaan terhadap ketiga saksi itu.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tiga tersangka. Mereka adalah Nurhadi, sang menantu, Rezky Herbiyono dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (PT MIT), Hiendra Soenjoto. Ketiganya diduga bersekongkol dalam kasus suap dan gratifikasi perkara di MA sejak tahun 2011-2016 yang nilainya mencapai Rp 46 miliar.
Nurhadi dan menantunya, Rezky sempat lama menjadi buronan KPK sejak 13 Februari 2020 lalu. Namun, pelarian keduanya akhirnya terhenti setelah tertangkap penyidik KPK di sebuah rumah di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, Senin (1/6/2020) malam.
Sementara Hiendra Soenjoto, kekinian masih dinyatakan buron oleh KPK.
Dalam penangkapan tersebut. KPK sempat membawa istri Nurhadi, Tin Zuraida untuk diperiksa perihal kasus yang menjerat suami dan menantunya.
Baca Juga: KPK Sita Moge Milik Eks Sekretaris MA Nurhadi Di Bogor
KPK juga telah menyita sejumlah aset milik Nurhadi seperti mobil, tas mewah, dokumen, dan uang