Penuhi Tuntutan Rakyat, Perdana Menteri Lebanon Mengundurkan Diri

Selasa, 11 Agustus 2020 | 10:30 WIB
Penuhi Tuntutan Rakyat, Perdana Menteri Lebanon Mengundurkan Diri
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab akhirnya memutuskan mengundurkan diri, setelah ledakan besar di Beirut menewaskan lebih dari 160 orang dan memicu protes yang disertai kekerasan selama berhari-hari.

Menyadur CNN, Selasa (11/8/2020), Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan mengundurkan diri pada Senin (10/8) malam waktu setempat, kurang dari seminggu setelah ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon.

"Hari ini kami mendengarkan tuntutan rakyat untuk meminta pertanggungjawaban atas bencana yang telah tersimpan selama 7 tahun," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi lokal. "Inilah mengapa hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintah," lanjutnya.

Dalam pidatonya yang berapi-api, Diab mencaci-maki elit politik yang berkuasa di Lebanon karena mendorong apa yang disebutnya aparat korupsi.

Baca Juga: WNI di Lebanon Diminta Diam dan Tak Ikut Demo Usai Ledakan Beirut

"Kami telah berjuang dengan gagah berani dan bermartabat," katanya, mengacu pada anggota kabinetnya.

Ratusan demonstran bentrok dengan polisi di Lebanon,Beirut. (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Ratusan demonstran bentrok dengan polisi di Lebanon,Beirut. (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)

"Antara kita dan perubahan adalah penghalang besar yang sangat kuat." sambungnya.

Diab membandingkan ledakan hari Selasa dengan gempa bumi yang mengguncang negaranya dan mendorong pemerintahnya untuk mundur.

"Kami telah memutuskan untuk berdiri bersama rakyat," katanya.

Protes meletus di luar kantor perdana menteri menjelang pidato yang dijadwalkan pada Senin (10/8) malam waktu setempat.

Baca Juga: Melahirkan saat Ledakan Beirut: Banyak Pecahan Kaca di Badan Istri Saya

Puluhan pengunjuk rasa melemparkan batu, kembang api, dan bom molotov ke pasukan keamanan yang kemudian dibalas dengan gas air mata. Beberapa demonstran mencoba memanjat dinding di luar Lapangan Parlemen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI