Keji! Bocah Digantung Terbalik dan Disabet Pakai Selang oleh Pria Ini

Selasa, 11 Agustus 2020 | 08:53 WIB
Keji! Bocah Digantung Terbalik dan Disabet Pakai Selang oleh Pria Ini
Pria menyiksa anak. (Instagram/@medanheadlines)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Di luar sana banyak enggak punya anak pak, kok punya anak diperlakukan seperti itu, di mana otak bapak ini. Miris rasanya melihatnya," tulis warganet lain.

"Tangkap pelaku, sekalian sama yang rekam. Biadab benar," imbuh warganet.

"Bapak kalau stres jangan dilampiaskan ke anak pak, kasihan. Semoga aparat kepolisian segera menangkap bapak ini ya," kata warganet lagi.

KPAI:  Kasus kekerasan naik saat PSBB dilonggarkan

Berdasarkan laporan yang diterima Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak terjadi selama dua bulan terakhir.

"Kalau kekerasan seksual di data kita dalam laporan terjadi peningkatan, terutama dari segi jumlah korban, selama dua bulan belakangan ini. Misalnya, kita lihat warga negara Amerika itu ada beberapa yang jadi korban. Kemudian yang warga negara Perancis ada 305 yang terlaporkan. Kemudian kalau yang di Jambi ada 35 remaja anak SMP dan SMA," papar Komisioner KPAI Jasra Putra saat dihubungi Suara.com, Jumat (17/7/2020).

Jasra menyampaikan, KPAI perlu menganalisis lebih dalam penyebab peningkatan kasus tersebut. Meski begitu menurutnya, ada kemungkinan lantaran kondisi di dalam rumah tidak nyaman dan aman, sehingga membuat anak pergi ke luar yang kemudian dimanfaatkan oleh pedofil.

"Kasus mulai bermunculan ketika dilonggarkan. Misalnya ada di Lampung, Jakarta, ada Jambi. Ini harus jadi perhatian kita, terutama keluarga yang terdekat dengan anak," ujarnya.

Selain pelaku dari pihak luar, kekerasan pada anak juga masih rentan terjadi dari dalam rumah, lanjut Jasra. Apalagi di daerah yang masih masuk zona merah Covid-19.

Baca Juga: KPAI Sebut Pemeran Video Porno Anak Mau Bertaubat dan Masuk Pesantren

Menurut Jasra, orangtua yang memiliki keterbatasan pengasuhan berisiko lebih besar melakukan kekerasan. Apalagi anak-anak masih melakukan sekolah dari rumah. Menurut Jasra, tidak semua orangtua bisa berperan dengan baik menjadi guru bagi anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI