2. Cucu Raja Keraton Solo
Dua anak mendiang Pakubuwono (PB) XII --dulu Raja Keraton Solo-- yakni BRA Putri Woelan Sari Dewi dan BRM Suryo Syailendra Soepomo juga menyatakan akan ikut dalam kontestasi Pilkada Kota Solo.
Namun kedua cucu PB XII itu belum mendapatkan kendaraan untuk maju sebagai cawali/cawawali.
Cucu PB XII BRA Poetri Wulan telah mendekati sejumlah partai politik non-PDIP untuk menggalang dukungan. Beberapa waktu lalu, Putri Woelan bertemu Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Selain ke Achmad Purnomo, dia juga menemui jajaran pengurus DPD PKS Solo guna menjajaki kemungkinan berkolaborasi. Dia ingin menggalang kekuatan melawan duet Gibran-Teguh.
Baca Juga: Menakar Potensi Gibran 'Sang Anak Presiden' Lawan Kotak Kosong di Solo
Putri Woelan memilih PKS karena satu-satunya parpol pemilik kursi di parlemen yang ingin menggalang koalisi gabungan untuk menantang Gibran.
Selain PKS, Putri telah menjalin komunikasi dengan beberapa pengurus parpol yang tidak memiliki kursi di parlemen.
3. Eks Karyawan BUMN
Astrid S. Suntani, eks karyawan BUMN mendeklarasikan diri menjadi bakal calon Wali Kota Solo. Ia mengaku ingin menjadikan Solo sebagai pusat etika timur untuk dunia.
Astrid mengaku keputusannya maju di Pilkada Kota Solo sudah sangat bulat. Ia ingin menjaga martabat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Langkah saya ingin maju di Pilkada Solo ini kan ingin menjaga martabat dari Presiden kita, Bapak Jokowi. Saya ingin menjadikan semua warga Solo dan umat manusia hidup saling menghormati, menghargai. Tak ada saling fitnah dan membuli," ujar Astrid.
Baca Juga: Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo
Dia menilai setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk meramaikan bursa Pilkada Solo.