Menurut Argo, melalui praperadilan maka majelis hakim lah nantinya yang akan menguji sah atau tidaknya penetapan status tersangka dan proses penahanan yang dilakukan oleh penyidik.
"Penahanan kewenangan penyidik, kalau memang tidak terima dengan penahanan silakan saja diuji sah tidaknya penahanan di sidang praperadilan," kata Argo kepada wartawan, Senin (10/8/2020).
Dalam perkara ini, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dit Tipidum) Bareskrim Polri memutuskan untuk menahan Anita Kolopaking selama 20 hari.
Penahanan tersebut dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap Anita Kolopaking terkait surat jalan Djoko Tjandra, pada Sabtu (8/8/2020).
Baca Juga: Digugat Pengacara Djoko Tjandra, Begini Reaksi Bareskrim Polri
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setyono ketika itu menyampaikan jika Anita Kolopaking diperiksa penyidik sejak pukul 10.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB dini hari.
"Pagi ini tanggal 8 Agustus 2020 sampai dengan 20 hari ke depan, yang bersangkutan ditahan di Rutan Bareskrim Polri," kata Awi kepada wartawan, Sabtu (8/8/2020).
Selama pemeriksaan tersebut, Awi mengatakan, Anita Kolopaking dicecar sebanyak 55 pertanyaan.
Adapun, Awi menyampaikan salah satu pertimbangan penyidik melakukan penahanan terhadap Anita Kolopaking lantaran dikhawatirkan yang bersangkutan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.
Anita Kolopaking sedianya telah ditetapkan sebagai tersangka sejak Kamis (30/7/2020) lalu.
Baca Juga: Tak Terima Ditahan, Pengacara Djoko Tjandra Gugat Bareskrim Polri
Penetapan status tersangka terhadap pengacara Djoko Tjandra itu dilakukan penyidik setelah memeriksa 23 saksi dan melakukan gelar perkara.