Suara.com - Meninggalnya Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani yang meninggal karena Covid-19 pada Senin (10/8/2020) sekira pukul 02.30 WITA menambah panjang daftar kepala daerah yang terkena Corona.
Pun dengan demikian, Nadjmi tercatat sebagai kepala daerah kedua yang meninggal dunia, setelah Wali Kota Tanjungpinang Syahrul yang meninggal pada Selasa 28 April 2020 silam.
Untuk diketahui, kabar meninggalnya Nadjmi disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Banjarbaru Zaini Syahranie.
Padahal, Senin (27/9/2020), Nadjmi mengumumkan sendiri, jika dirinya terpapar Covid-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarbaru melalui bidang Humas dan Protokol merilis video rekaman Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani yang memberitahukan kepada masyarakat bahwa dirinya terkonfirmasi positif.
Baca Juga: Meninggal karena Corona, Wali Kota Banjarbaru Posting Pesan Terakhir di FB
Kabar meninggalnya Nadjmi Adhani disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.
“Innalillahiwainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia bapak Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani, pukul 02:30 Wita di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin,” seperti dilansir dari kanalkalimantan.com.
Sebelumnya, Wali Kota Tanjungpinang Syahrul juga dikabarkan meninggal dunia. Kabar tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana melalui grup whatsApp Covid-19 Batam, Selasa (28/4/2020).
"Innalilahi Wainnailaihi Raajiuun.. telah berpulang ke Rakhmatullah Bpk Walikota Tanjung Pinang hari Selasa tgl 28 April 2020, jam 16.45.. Semoga Arwah beliau mendapat tempat yang Mulya disisi Allah SWT Aamiin YRA," tulis Tjetjep yang juga anggota Tim Gugus Tugas Covid19 Kepri.
Syahrul terkonfirmasi positif Covid-19 usai dilarikan ke rumah sakit dengan gejala demam dan gula darah naik.
Baca Juga: Wafat karena Corona, Pemakaman Walikota Banjarbaru Pakai Protokol Covid-19
Tim medis dikabarkan juga membutuhkan darah yang cukup sebelumnya untuk menstabilkan kondisi Syahrul. Ia harus menjalani cuci darah dan berbagai perawatan.
Sejumlah peralatan medis didatangkan dari Kota Batam.
Sebelumnya pihak medis sudah melepas alat bantu medis CPR (Cardiopulmonary resuscitation) di tubuh Syahrul, namun kembali dipasang.
CPR semacam alat yang digunakan pada prosesur penyelamatan jika napas atau detak jantung pasien terkendala.
Tim medis memonitor kesehatan Syahrul selama 24 jam. Ia sempat membutuhkan darah yang cukup banyak.
Syahrul dilarikan ke RSUD Raja Ahmad Thabib Tanjungpinang pada Sabtu (11/4/2020) lalu menggunakan ambulans.
Selain dua kepala daerah tersebut, sebelumnya Bupati Morowali Utara (Morut) Aptripel Tumimomor yang meninggal pada Jumat (3/4/2020) disebut disebabkan karena Covid-19.
Namun dalam penjelasan yang disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Haris Kariming menjelaskan, jika Aptripel meninggal dunia karena menderita penyakit bawaan, bukan karena Virus Corona. Hal tersebut berdasarkan pada hasil rapid test, Aptripel dinyatakan negatif.
“Penyakit bawaan itu mungkin tidak etis kalau saya sampaikan dalam pernyataan ini karena itu rahasia medik,” bebernya seperti disampaikan Terkini.id.