Suara.com - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai bahwa pola pikir Presiden Joko Widodo jungkir balik kala membicarakan soal gelombang kedua pandemi virus corona.
Dalam pandangan Mardani, pembicaraan soal gelombang kedua pandemi virus corona masih belum patut dibicarakan lantaran puncak gelombang pertama wabah tersebut masih belum terdeteksi.
"Pola pikir presiden jungkir balik. Bicara gelombang kedua, padahal peak (puncak) gelombang satu saja belum terdeteksi," tulis Mardani melalui Twitter-nya, Minggu (9/8/2020).
Pria lulusan Universitas Teknologi Malaysia ini juga mengungkit soal keputusan pemerintah menerapkan new normal di tengah kewaspadaan masyarakat akan naiknya angka kasus virus corona.
Baca Juga: Jokowi di Kongres Gerindra: Kita Harus Atasi Covid-19 dengan Cara Sendiri!
"Dulu bicara New Normal kemudian mau dilonggarkan New Normal-nya, padahal masyarakat sedang berhati-hati menjaga penyebaran," kritik Mardani.
Mardani menyarankan agar pemerintah selalu berhati-hati dalam berkomunikasi dan menentukan keputusan di tengah pandemi yang belum kunjung usai di Indonesia.
"Ada urusan komunikasi di sini. Tapi bisa juga metodologi pemetaan masalah & sumber infonya tidak terverifikasi dengan baik. Di atas semuanya, syarat kemampuan berpikir sistemati dan kritis wajib dimiliki Presiden. Hingga langkahnya jelas, terukur & teratur," tukas Mardani.
Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap virus corona. Ia mengatakan tentang potensi munculnya gelombang kedua wabah.
"Jangan sampai kita masuk gelombang kedua. Second wave yang memperlambat kita untuk pulih kembali, kuncinya adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Jokowi i Kongres Luar Biasa Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020).
Baca Juga: Presiden Jokowi Kucurkan Subsidi Gaji Pekerja Formal Rp33,1 Triliun
Jokowi dalam sambutannya mengajak seluruh kader Gerindra bersama-sama berjuang keluar dari krisis wabah virus corona covid-19.