Suara.com - Pejabat senior Irak, Ayatollah Sayyed Muhammad-Taqi al-Modaressi, meyentil rezim Zionis Israel dalam tanggapannya terkait insiden ledakan di Beirut, Lebanon.
Menyadur Abna24, Minggu (9/8/2020), pejabat berusia 75 tahun itu menyebut insiden di Beirut merupakan gambaran bahwa konfil yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tak terjadi secara alami.
Meski tak mengatakannya secara gamblang, al-Modaressi menyebut bahwa apa yang disebutnya sebagai "kekuatan setan" tengah berusaha mengancurkan perlawanan rakyat Timur Tengah soal kedaulatan negara.
“Apa yang terjadi berkenaan dengan konflik dan perang di wilayah kami adalah karena perintah dan perintah dari kekuatan setan ini," kata al-Modaressi.
Baca Juga: Hancur akibat Ledakan, Ratusan Ribu Warga Lebanon Tolak Tinggalkan Rumahnya
"Dan mereka yang tidak menginginkan kemapanan dan keamanan untuk negara dan memikat agen mereka untuk menciptakan perang dan kekacauan," tambahnya.
Terkait insiden ledakan di Lebanon, al-Modaressi tidak ingin menduga-duga apakah bencana besar yang menewaskan setidaknya 154 orang itu merupakan kesengajaan atau tidak.
Namun, dia menekankan bahwa rezim Zionis Israel bakal senang dengan perstiwa yang menemaptkan Lebanon dalam posisi yang sulit di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Dalam suasana yang penuh empati dan emosi ini, beberapa tombak kekuatan setan telah menunjukkan kegembiraan yang jahat atas kesedihan rakyat Lebanon, bahkan lebih dari para Zionis," tegas al-Modaressi.
"Namun, simpati masyarakat dunia dengan rakyat Lebanon menyebabkan penghinaan tersendiri terhadap Zionis," tambahnya.
Baca Juga: Akibat Ledakan di Lebanon, 80 Ribu Anak Jadi Gelandangan
Sejumlah negara termasuk Prancis, Indonesia dan negara-negara Timur Tengah langsung menunjukkan solidaritas dalam membantu Lebanon.