Suara.com - Seorang pengantin pria di India terpaksa menyambangi rumah calon istrinya menggunakan traktor lantaran banjir.
Menyadur Gulf News, Sher Ali menyewa sbeuah traktor setelah kehabisan ide bagaiman bisa sampai di rumah pasangannya tanpa terkena air bah.
Sher Ali dan Alim Miya melangsungkan pernikahan pada Rabu (5/8) lalu. Beberapa hari sebelum hari bahagia keduanya, tanggul sungai besar Gandak jebol.
Akibatnya, banjir langsung melanda sekitar 200 desa di negara bagian Bihar ini, termasuk daerah asal mempelai perempuan di Devkuli, distrik Gopalhanj.
Baca Juga: Longsor di India Selatan, Lima Tewas dan 80 Orang Terjebak
Melihat situasi kampung yang tergenang air, keluarga Ali sempat meminta pihak pengantin perempuan untuk menunda dan mengganti tanggal pernikahan.
![Ilustrasi pernikahan India. (Pexels/Viresh Studio Photo)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/05/53968-ilustrasi-pernikahan-india-pexelsviresh-studio-photo.jpg)
Namun, keluarga Miya tak setuju. Mereka menginginkan acara tetap berlangsung di hari yang telah direncanakan sebelumnya.
Tak memiliki alternatif lain, Ali akhirnya menyewa traktor dan menaikinya bersama keluarga menuju kediaman Miya.
Tantangan ternyata tak berhenti sampai di sini. Pasalnya, agenda akad sedikit tersendat karena rumah Miya ternyata juga terendam banjir.
Ali yang terkejut mengetahui kondisi rumah pasangannya, jadi enggan untuk turun dari traktor.
Baca Juga: Hadiri Pernikahan Saat Sakit, Wanita Ini Bikin Tamu Lain Tertular Covid-19
Beruntung keduanya kemudian menemukan cara lain dengan memilih naik ke atap gedung untuk mengikat janji suci.
"Itu adalah peristiwa yang tidak pernah akan kami lupakan seumur hidup kami," ujar Ali.
Setelah melangsungkan akad, keduanya pulang ke rumah bersama dengan menunggangi traktor.
Separuh dari kawasan Bihar saat ini masih terendam air banjir, sementara para penduduk desa terus berjuang untuk bertahan hidup.
Berdasarkan laporan dari departemen penanggulangan bencana Bihar, banjir berdampak pada 6,90 juta penduduk yang menetap di 16 kabupaten di negara bagian tersebut.
Selain itu, air banjir juga merusak tanaman, rumah dan sejauh ini telah menewaskan 21 warga desa.