"Pertamanya dia semangat pergi mengaji. Tidak ada masalah, tenang-tenang saja, kenapa tiba-tiba berubah? Kenapa ini anakku? Ada apa? Bertanyalah ibunya. Dibujuk-bujuk sama ibunya, anaknya mengaku bilang saya dicabuli seperti itu," E menambahkan.
E mengakui belum dapat memastikan berapa banyak anak yang sudah jadi korban pencabulan pelaku.
Alasannya, anak-anak yang belajar mengaji di tempat AN banyak yang trauma sehingga tidak mau bicara.
"Jumlah pastinya tidak bisa kita sebut ya, karena banyak yang tidak mau bicara gitu. Iya (trauma), jadi kalau mau pastinya itu, tadi yang lapor. Tapi kalau misalnya dugaan saja ada belasan," ungkap E.
Baca Juga: Baca Alquran Sembari Kemaluannya Dipegang Guru Ngaji, 3 Anak Trauma
E mengemukakan, awalnya kasus dugaan pencabulan tersebut di laporkan ke Polsek Biringkanaya.
Namun, karena di sana tidak memiliki Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), kasus tersebut akhirnya dilaporkan ke Polrestabes Makassar untuk ditangani.
"Iya, (ketahuan) akhir Juli 2020. Saya lupa tanggal 28 atau 29. Yang jelas melapor tanggal 30 Juli 2020," katanya.
"Setelah dari Polrestabes, baru kita cari pendampingan hukum dengan pendampingan dari P2TP2A. Pendampingan hukum kita dapat dari LBH Afik," sambung E.
E menjelaskan, tempat pengajian pelaku berada di tengah-tengah pemukiman para warga yang terletak di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Baca Juga: Sejumlah Anak Dicabuli Guru Ngaji Sembari Baca Alquran
Anak-anak di sana, biasanya pergi mengaji dengan diantar orang tua maupun berangkat sendiri.