Momen Terakhir Tiga Pemadam sebelum 'Terhempas' oleh Ledakan di Lebanon

Jum'at, 07 Agustus 2020 | 20:43 WIB
Momen Terakhir Tiga Pemadam sebelum 'Terhempas' oleh Ledakan di Lebanon
Ilustrasi pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan api (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah foto yang memperlihatkan tiga petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api di sebuah gudang di pelabuhan Beirut, Lebanon, viral yang diklaim itu adalah momen terakhir mereka.

Menyadur News.co.au, Jumat (7/8/2020), foto-foto momen terakhir tiga petugas pemadam kebakaran tersebut, yang diverifikasi oleh Storyful, diambil beberapa saat sebelum orang yang mengambil foto itu juga dinyatakan meninggal, menurut pihak berwenang.

Tiga petugas pemadam kebakaran tersebut adalah Jo Noon, Methal Hawwa dan Najib Hati disebutkan sebagai bagian dari tim respons cepat yang beranggotakan 10 orang yang bergegas ke kobaran api besar di gudang.

Najib Hati, yang hanya mengenakan kaos putih, langsung menuju sumber api di gudang, hingga tidak punya waktu untuk mengenakan seragamnya.

Baca Juga: Menlu Retno Ungkap Kondisi Terkini WNI di Lebanon Usai Ledakan di Beirut

Sebuah video yang beredar di media sosial, juga diverifikasi oleh Storyful, menunjukkan ketiga petugas pemadam kebakaran tersebut sedang berusaha membuka pintu gudang yang terbakar, tak lama sebelum meledak. Salah satu pria dapat didengar mengatakan "minta bantuan".

Momen terakhir tiga pemadam kebakaran sebelum tewas oleh ledakan dahsyat di Lebanon.[Twitter]
Momen terakhir tiga pemadam kebakaran sebelum tewas oleh ledakan dahsyat di Lebanon.[Twitter]

Foto yang memilukan tersebut diambil beberapa saat sebelum api menyulut ribuan ton amonium nitrat, yang disimpan di sebuah gudang di pelabuhan Beirut sejak 2013.

Gubernur Beirut, Marwan Abboud, seperti dikutip oleh media setempat mengatakan 10 petugas pemadam kebakaran yang berada di tempat kejadian meninggal.

Ledakan tersebut, yang menimbulkan asap berbentuk jamur berwarna merah darah di langit, menewaskan sedikitnya 150 orang dan menyebabkan lebih dari 5.000 orang terluka.

Ledakan dan potensi kelalaian berkaitan dengan penyimpanan ribuan ton amonium nitrat itu memicu protes di Beirut pada Kamis (6/8/2020) malam waktu setempat.

Baca Juga: Prancis Janjikan Bantuan, Lebanon Ciduk 16 Orang Terkait Ledakan di Beirut

Petugas keamanan Lebanon menembakkan gas air mata untuk membubarkan puluhan pengunjuk rasa anti-pemerintah, yang marah oleh ledakan dahsyat itu dan mengatakan itu adalah contoh lain dari ketidakmampuan pemerintah.

Para pengunjuk rasa juga menimbulkan kebakaran, merusak toko-toko dan melemparkan batu ke pasukan keamanan, menurut Kantor Berita Nasional yang dikelola pemerintah.

Menurut laporan NNA, polisi membalas dengan gas air mata untuk membubarkan para demonstran dan melukai beberapa diantaranya.

Pihak berwenang Lebanon mengakui ledakan itu dipicu oleh api yang menyulut 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang hingga menyebabkan ledakan dahsyat.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bahan yang sangat eksplosif itu dapat dibiarkan begitu lama tanpa jaminan.

Ledakan itu terjadi saat Lebanon mengalami krisis ekonomi terparah sejak perang saudara antara tahun 1975-1990.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI