Setelah kru Rusia dipulangkan ke tanah air dengan gaji yang tidak dibayarkan, kapal dibiarkan tinggal di pelabuhan.
Otoritas pelabuhan Beirut yang mengetahui keberadaan bahan berbahaya berupa amonium nitrat di kargo kapal tidak mengizinkan untuk diturunkan atau dipindahkan ke kapal lain.
Amonium nitrat akhirnya hanya disimpan di hanggar oleh kapten kapal, Prokoshev pada tahun 2014.
Peringatan yang tidak pernah didengarkan
Baca Juga: Otoritas Lebanon Tangkap 16 Orang Terkait Ledakan
Ledakan Beirut awalnya diduga berasal dari bahan peledak. Tapi dugaan ini dibantah oleh kepala keamanan umum negara, Abbas Ibrahim karena bahan peledak yang dimaksud sudah disita beberapa tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Pelabuhan Beirut, Hassan Kraytem mengatakan, ia mengetahui bahwa bahan yang disimpan di gudang nomor 12 berbahaya. Beberapa jam sebelum terjadi ledakan, Kraytem sudah melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan di pintu gudang tersebut.
Menurut Kraytem, Bea Cukai dan Keamanan Negara Lebanon juga sudah mengirimkan surat enam tahun lalu kepada pihak yang berwenang untuk memindahkan atau mengekspor kembali bahan tersebut, tapi peringatan tersebut tidak diindahkan maupun ditanggapi.
Adapun surat tersebut berbunyi:
"Karena bahaya ekstrem yang ditimbulkan oleh barang-barang yang disimpan ini dalam kondisi iklim yang tidak sesuai, kami mengulangi permintaan kami kepada Otoritas Pelabuhan untuk segera mengekspor kembali barang-barang untuk menjaga keamanan pelabuhan dan mereka yang bekerja di dalamnya."
Baca Juga: Protes Meletus di Beirut, Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa