Dubes dan Anggota DPR Lebanon mengundurkan Diri Setelah Ledakan Beirut

Jum'at, 07 Agustus 2020 | 13:02 WIB
Dubes dan Anggota DPR Lebanon mengundurkan Diri Setelah Ledakan Beirut
Duta Besar Lebanon untuk Yordania. (Instagram/@tracy.chamoun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duta Besar Lebanon untuk Yordania, Tracy Chamoun mengundurkan diri karena 'kelalaian dan korupsi yang tak terbatas' di negaranya.

Menyadur Anadolu Agency pada Jumat (07/08/2020), pengunduran dirinya berkaitan dengan ledakan Beirut yang tejadi pada hari Selasa.

Tracy Chamoun mengajukan pengunduran dirinya pada hari Kamis atau dua hari pasca ledakan mengguncang negaranya.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Tracy Chamoun mengatakan dirinya tak tahan melihat rasa sakit di mata orang karena kelalaian dan korupsi di negaranya.

Baca Juga: MPR Dorong KBRI Buka Posko Bagi WNI Pasca Ledakan Lebanon

Suasana pasca ledakan dahsyat di Beirut,Lebanon. (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Suasana pasca ledakan dahsyat di Beirut,Lebanon. (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)

Ia mengklaim ledakan besar yang menewaskan setidaknya 135 orang itu terjadi karena kelalaian dan korupsi yang tidak terbatas.

Menurutnya para politisi yang memerintah Lebanon sejak Perang Saudara 1975-1990 harus segera meninggalkan jabatan mereka.

Tracy Chamoun juga menyerukan tentang undang-undang pemilu yang baru dan mengatakan bahwa pemilu kilat tak terelakkan.

Sebelumnya, seorang anggota parlemen bernama Marwan Hamadeh juga mundur pada Rabu (05/08/2020) terkait ledakan Beirut.

Ledakan ini juga membuat pengadilan Khusus untuk Lebanon menunda pembacaan putusan terkait pengeboman tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.

Baca Juga: Ledakan Dahsyat di Beirut, Jokowi: Indonesia Berdiri Bersama Lebanon

Ilustrasi pengadilan. (shutterstock)
Ilustrasi pengadilan. (shutterstock)

Tanggal pembacaan putusan atas pengeboman 2005 akan dimundurkan menjadi 18 Agustus, kata pengadilan tersebut.

Sebelum ledakan mengguncang Beirut pada Selasa, Lebanon telah bersiap-siap untuk mendengarkan putusan terhadap keempat pria tersebut, yang didakwa merencanakan dan mengatur pengeboman 15 tahun yang lalu.

Keempat terdakwa, yang tidak berada dalam tahanan dan karena itu diadili secara in absentia, terkait dengan kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah.

Sementara itu, hingga kini puluhan orang masih hilang di bawah reruntuhan akibat ledakan besar di pelabuhan Beirut pada hari Selasa.

Pemerintah mengatakan ledakan itu berasal dari amonium nitrat yang disimpan dalam jumlah besar di pelabuhan. Lebanon langsung melakukan penyelidikan sejak Rabu dan akan memakan waktu hingga lima hari.

Mantan perdana menteri Lebanon lainnya menyerukan pembentukan komite investigasi internasional untuk menyelidiki insiden itu.

Pelabuhan Beirut adalah pelabuhan utama Lebanon dan area penyimpanan terbesar negara itu untuk barang-barang kebutuhan pokok termasuk biji-bijian, bahan makanan dan obat-obatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI