Suara.com - Otoritas Lebanon menangkap 16 orang dalam penyelidikan ledakan gudang pelabuhan Beirut, menurut Kantor Berita NNA pada Kamis (6/8/2020).
Sumber yudisial dan media setempat melansir bahwa manajer umum pelabuhan Beirut ikut diamankan.
NNA tidak menyebutkan identitas mereka, namun mengutip Hakim Fadi Akiki, wakil pemerintah di pengadilan militer, yang mengatakan otoritas sejauh ini telah menginterogasi lebih dari 18 petugas bea cukai dan pelabuhan serta pihak lain yang terlibat dalam tugas perawatan di gudang.
"Sebanyak 16 orang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan," kata Akiki seperti dikutip NNA. Akiki mengatakan penyelidikan masih berlangsung.
Baca Juga: Protes Meletus di Beirut, Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa
Sumber yudisial dan dua lembaga penyiar setempat menyebutkan Manajer Umum Pelabuhan Beirut Hassan Koraytem ikut ditahan.
Sebelumnya, bank sentral mengatakan pihaknya telah memblokir akun tujuh orang, termasuk Koraytem dan kepala bea cukai Lebanon.
Bantuan untuk Lebanon
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjanjikan bantuan untuk Lebanon dan meyakinkan warga yang marah akibat ledakan bahwa tidak ada cek kosong yang akan diberikan kepada para pemimpinnya, kecuali mereka memberlakukan reformasi dan mengakhiri korupsi yang merajalela.
Berbicara pada konferensi pers di akhir kunjungan dramatis ke Beirut, Kamis (6/8), Macron menyerukan penyelidikan internasional terhadap ledakan dahsyat yang menimbulkan guncangan seismik yang dirasakan di seluruh kawasan, dengan mengatakan itu adalah sinyal mendesak untuk melakukan reformasi anti-korupsi yang diminta oleh populasi Lebanon yang marah.
Baca Juga: Warga Lebanon Gotong-royong Bersihkan Puing-puing Pasca Ledakan
Macron mengatakan dia mengusulkan kepada otoritas Lebanon peta jalan reformasi mendesak untuk membuka miliaran dolar dana dari komunitas internasional, dan bahwa dia akan kembali ke Lebanon pada September untuk menindaklanjuti.