Menlu China: Beijing Tak Tertarik Perang Diplomatik Dengan AS

Kamis, 06 Agustus 2020 | 21:58 WIB
Menlu China: Beijing Tak Tertarik Perang Diplomatik Dengan AS
Presiden AS, Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Cina, Xi Jinping di Beijing, Cina pada November 2017 silam. [AFP/Fred Dufour]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan Beijing tak tertarik perang diplomatik dengan Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan hari Rabu (05/08/2020) pada kantor berita Xinhua.

Meskipun begitu, pihaknya berkata selalu siap mempertahankan diri jika situasi memang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut.

"China tidak berniat perang diplomatik dengan AS karena itu akan merugikan kepentingan kedua bangsa bahkan lebih," ungkapnya, menyadur dari Sputnik News pada Kamis (06/08/2020).

"Memulai perang diplomatik tidak membuktikan kekuatan AS. Justru sebaliknya, itu hanya memperlihatkan semakin kurangnya kepercayaan dari AS," kata Wang Yi saat wawancara.

Ilustrasi bendera China. (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi bendera China. (Foto: Shutterstock)

Menteri Luar Negeri China ini menambahkan jika AS mengambil langkah untuk memicu konflik diplomatik, pihaknya siap untuk merespons.

Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah otoritas AS memerintahkan penutupan konsulat jenderal China di kota Houston pada akhir Juli, dengan alasan dugaan upaya mata-mata dan campur tangan.

Sebagai tanggapan, otoritas China pada 24 Juli memerintahkan penutupan konsulat jenderal AS di Chengdu. Kementerian Luar Negeri Cina menyebut keputusan ini sebagai jawaban yang sah dan relevan untuk tindakan Washington.

Indonesia enggan jadi tameng

Sementara itu, Indonesia mengatakan tidak memiliki keterkaitan dengan pakta pertahanan di manapun dan dengan siapapun.

Baca Juga: China Siap Edarkan 220 Juta Vaksin Covid-19 Mulai Bulan Oktober

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di sela KTT G20 yang digelar di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). (Istimewa/Biro Pers)
Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di sela KTT G20 yang digelar di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). (Istimewa/Biro Pers)

"Pada prinsipnya kita tidak mau jadi proxy mereka-mereka yang sedang berkonflik," kata Dahnil dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (18/6/2020).

Tak bisa dipungkiri, Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang besar dengan China, tapi hal tersebut tidak membuat Indonesia menjadi terikat dengan China.

Dahnil juga memberi contoh Australia yang memiliki keterkaitan ekonomi besar dengan China. Tapi, Australia malah lebih condong ke Amerika karena pakta pertahanannya lebih kuat dengan negara Super Power itu.

Akan tetapi, ia menegaskan kalau Indonesia tidak dalam posisi serupa dengan Australia. Karena Indonesia tidak memiliki pakta pertahanan dengan negara manapun.

"Dan kita tetap fokus pada politik bebas aktif, nah dalam inilah tadi kuncinya jangan jadi proxy," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI