Suara.com - Pandemi Corona yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir membuat aktivitas pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring atau online. Namun, keputusan belajar online tersebut ternyata tak bisa dilakukan semua kalangan.
Seperti yang terjadi di Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 27 Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pada tahun ajaran baru ini, ada tiga siswa di SMPN 27 Makassar yang 'terpaksa' masuk sekolah karena tidak mampu membeli Handphone (HP) untuk digunakan belajar secara daring. Ketiga siswa itu, masing-masing diketahui bernama Rusli, Muhammad Nur, dan Muhammad Abdi Bintang Ramadhan.
"Iya sudah ada tiga yang masuk sekolah. Yang dua ini sama seperti Rusli tidak mampu beli hp juga," kata Kesiswaan dan Humas SMPN 27 Makassar Naston saat dikonfirmasi Suara.com pada Kamis (6/8/2020).
Baca Juga: Bikin Nyesek, Ayah Curi HP agar Bisa Dipakai Anaknya Belajar Online
Naston mengemukakan pada tahun ajaran baru ini ada 300 siswa baru yang diterima di SMPN 27 Makassar. Dari 300 siswa tersebut 30 persen di antaranya masuk melalui jalur non-zonasi kategori prestasi dan jalur afirmasi prasejahtera.
"Siswa kita di sini umumnya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Ada dari anak tukang batu, tukang bentor dan sejenisnya," ujar Naston.
Rusli lulus melalui jalur afirmasi prasejahtera. Hanya saja, saat pelajaran dimulai pada Senin (3/8/2020) lalu, Rusli mendatangi pihak sekolah bersama orang tuanya. Mereka meminta untuk belajar di SMPN 27 Makassar dengan alasan tidak memiliki handphone.
Rusli merupakan anak yang kurang mampu, ayahnya Rudi Daeng Santa (30) bekerja sebagai buruh harian. Sementara, ibunya Rusni Daeng Baji (42) hanya ibu rumah tangga biasa.
Atas persetujuan pihak sekolah, kata dia, Rusli pun akhirnya diperbolehkan belajar secara daring dengan menggunakan fasilitas di ruang labolatorium SMPN 27 Makassar.
Baca Juga: Tak Mampu Beli Hp, Siswa di Makassar Pilih Masuk Sekolah saat Pandemi COVID
Rusli telah menjalani aktivitas belajar secara daring di SMPN 27 Makassar seorang diri selama empat hari. Mulai dari Senin 3 Agustus hingga Kamis 6 Agustus 2020.
Naston mengaku dimasa pandemi Corona atau Covid-19 ini, pembelajaran memang dilakukan secara daring. Mulai pukul 08.00 WITA pagi, hingga 12.00 WITA, siang.
"Pelajaran tidak normal seperti biasa. Untuk satu pertemuan itu teman-teman guru itu biasanya antara 30 menit sampai 40 menit," katanya.
Dalam waktu empat hari itu, kata dia, Rusli tidak pernah mengeluh. Bahkan, anak dari pasangan Rudi Daeng Santa (30) dan Rusni Daeng Baji (42) itu terlihat enjoy, walaupun harus belajar seorang diri di SMPN 27 Makassar.
"Tadi pagi ini, masih datang juga ke sekolah dia (Rusli)," kata dia.
"Kelihatannya dia (Rusli), mungkin karena masih anak-anak jadi enjoy-enjoy saja," Naston menambahkan.
Selain itu, dua siswa lainnya lagi yakni Muhammad Nur dan Muh. Abdi Bintang Ramadhan juga meminta belajar secara daring di sekolah, Kamis (6/8/2020) tadi. Hal itu dilakukan karena kedua siswa ini tidak memiliki handphone.
Muhammad Nur merupakan anak yang sudah tidak memiliki orang tua, ia ditampung neneknya di Jalan Andi Tonro 1, Makassar. Sementara, Muhammad Abdi Bintang tinggal di Jalan M Tahir, Kompleks Lepping, Lorong 1 Nomor 103.
"Tidak punya HP. Untuk Muhammad Nur ke sekolah atas arahan rekan guru, karena diketahui memang anak yatim piatu," katanya.
"Rusli kelas 7.2, Muhammad Nur kelas 7.1, Muh. Abdi Bintang Ramadhan kelas kelas 7.7," sambung Naston.
Atas simpati dermawan, dua diantara tiga siswa yang tidak memiliki handphone tersebut mendapat bantuan berupa handphone android. Bantuan itu diberikan kepada Rusli dan Muhammad Nur agar dapat digunakan untuk belajar secara daring atau online dimasa pandemi ini.
"Khusus Rusli dan Muhammad Nur, tadi sudah dapat bantuan HP," ungkap Naston.
Naston mengatakan bantuan handphone android itu diberikan oleh anak dari Kadis Pendidikan Makassar, Dimas Parawansah.
Bantuan handphone tersebut diserahkan kepada Rusli di rumahnya, yang terletak di Kelurahan Macini Sombala, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Sedangkan, Muhammad Nur yang lulus di SMPN 27 Makassar melalui jalur non zonasi kategori prestasi menerima bantuan di Jalan Andi Tonro 1 Makassar.
"Iya sama, dari anaknya Pak Kadis Pendidikan. Dimas Parawansah,"
Naston berharap setelah menerima bantuan, Rusli dan Muhammad Nur dapat belajar online dari rumah, seperti yang dilakukan oleh siswa-siswa lain pada umumnya dimasa pandemi sekarang ini.
"Diharapkan dia belajar dari rumah seperti yang lainnya. Kita liat perkembangannya minggu ini karena baru dapat HP," tutup Naston.
Kontributor : Muhammad Aidil