Naston mengaku dimasa pandemi Corona atau Covid-19 ini, pembelajaran memang dilakukan secara daring. Mulai pukul 08.00 WITA pagi, hingga 12.00 WITA, siang.
"Pelajaran tidak normal seperti biasa. Untuk satu pertemuan itu teman-teman guru itu biasanya antara 30 menit sampai 40 menit," katanya.
Dalam waktu empat hari itu, kata dia, Rusli tidak pernah mengeluh. Bahkan, anak dari pasangan Rudi Daeng Santa (30) dan Rusni Daeng Baji (42) itu terlihat enjoy, walaupun harus belajar seorang diri di SMPN 27 Makassar.
"Tadi pagi ini, masih datang juga ke sekolah dia (Rusli)," kata dia.
Baca Juga: Bikin Nyesek, Ayah Curi HP agar Bisa Dipakai Anaknya Belajar Online
"Kelihatannya dia (Rusli), mungkin karena masih anak-anak jadi enjoy-enjoy saja," Naston menambahkan.
Selain itu, dua siswa lainnya lagi yakni Muhammad Nur dan Muh. Abdi Bintang Ramadhan juga meminta belajar secara daring di sekolah, Kamis (6/8/2020) tadi. Hal itu dilakukan karena kedua siswa ini tidak memiliki handphone.
Muhammad Nur merupakan anak yang sudah tidak memiliki orang tua, ia ditampung neneknya di Jalan Andi Tonro 1, Makassar. Sementara, Muhammad Abdi Bintang tinggal di Jalan M Tahir, Kompleks Lepping, Lorong 1 Nomor 103.
"Tidak punya HP. Untuk Muhammad Nur ke sekolah atas arahan rekan guru, karena diketahui memang anak yatim piatu," katanya.
"Rusli kelas 7.2, Muhammad Nur kelas 7.1, Muh. Abdi Bintang Ramadhan kelas kelas 7.7," sambung Naston.
Baca Juga: Tak Mampu Beli Hp, Siswa di Makassar Pilih Masuk Sekolah saat Pandemi COVID
Atas simpati dermawan, dua diantara tiga siswa yang tidak memiliki handphone tersebut mendapat bantuan berupa handphone android. Bantuan itu diberikan kepada Rusli dan Muhammad Nur agar dapat digunakan untuk belajar secara daring atau online dimasa pandemi ini.