Singapura Awasi Banyak Kasus Bunuh Diri Pekerja Migran Saat Pandemi

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 06 Agustus 2020 | 19:38 WIB
Singapura Awasi Banyak Kasus Bunuh Diri Pekerja Migran Saat Pandemi
Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Otoritas setempat mengatakan mereka berencana mencabut karantina di seluruh asrama pada minggu ini, kecuali beberapa blok karena masih jadi zona karantina para pekerja.

Namun, menurut para aktivis para pekerja depresi karena khawatir dan takut dipecat sementara mereka banyak terbelit utang. Tidak hanya itu, para pemberi kerja juga kerap membatasi aktivitas para pekerja migran untuk beraktivitas di luar asrama, meskipun mereka telah dinyatakan negatif Covid-19.

"Saat ini banyak pekerja yang mengatakan rasa cemas itu jadi masalah yang lebih serius dari virus," kata ketua Transient Workers Count Too, Deborah Fordyce. Transient merupakan organisasi yang mengadvokasi hak pekerja migran.

Sementara itu, ketua Samaritans of Singapore, Gasper Tan mengatakan terbatasnya akses pekerja migran untuk membantu keluarga dan teman-temannya selama pandemi menyebabkan mereka memiliki pikiran negatif berlebihan.

Baca Juga: BP2MI Klaim Selamatkan Rp 13,73 Miliar Hak TKI

"Mereka merasa terkurung, tidak dapat mengontrol atau mengubah keadaan mereka. Dan mereka mungkin beranggapan bunuh diri jadi satu-satunya pilihan yang tersedia untuk bebas dari penderitaan dan rasa sakit," kata Tan.

Sumber: Antara/Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI