Suara.com - Andy Kemp, warga negara Inggris yang tinggal di Lebanon, tak akan pernah melupakan insiden ledakan di Beirut yang disebut-sebut bagaikan "neraka di bumi".
Menyadur Mirror, ledakan besar yang terjadi pada Selasa (4/8/2020), membuat Andy yang tengah berada di kantornya--yang hanya berjarak sekitar 800 meter dari lokasi ledakan, hampir mati.
Impak dari ledakan yang disinyalir berasal dari 2.750 ton amonium nitrat itu begitu dahsayat hingga Andy mengalami luka parah di bagian wajah akibat serpihan kaca.
Beruntung beberapa pecahan kaca tak menyasar organ-organ vitalnya. Namun urat lehernya dikabarkan nyaris putus akibat goresan benda tajam tersebut.
"Saya tidak pernah mengalami kebisingan dan kehancuran seperti itu," katanya kepada The Sun dikutip dari Mirror, Kamis (6/8/2020).
"Orang-orang yang terbunuh oleh gelombang dentuman dari ledakan itu duduk mati di dalam mobil yang hancur."
"Ada kaca serta puing-puing di mana-mana. Terlalu banyak untuk dihitung."
![Warga menolong korban yang terluka di lokasi ledakan di pelabuhan kota di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8). [Foto/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/05/69290-ledakan-di-beirut.jpg)
Di momen mengerikan itu, Andy mengaku sempat khawatir matanya akan buta lantaran sempat tak bisa melihat. Darah menutupi raut wajahnya yang takut bercampur kaget.
Beruntung regu penyelamat bergerak cepat. Dia langsung mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulan.
Baca Juga: Begini Penampakan Kehancuran Lokasi Ledakan Beirut dengan Satelit
"Saya adalah salah satu yang beruntung. Orang-orang meninggal atau sekarat dan terluka sangat parah dan tempat itu kewalahan," beber Andy.
Andy yang sudah tinggal di Beirut selama 20 tahun mengaku tak pernah menyangka dan menduga bakal menjadi saksi ledakan yang begitu dahsyat.
Selama menjalani hidup di ibu kota Lebanon itu, Andy mengakui kerap mendengar suara ledakan. Namun skalanya kali ini terlampau besar untuk dia bayangkan.
Apartemen Andy, di dekat kantornya, juga hancur tetapi untungnya istrinya Jane (51), putrinya Phoebe (12), dan putranya Max (18), berada di pantai dan tidak terluka.
Putra tertuanya, Jack (19), ada di rumah, tetapi hanya mengalami luka di tulang keringnya.
Kekinian, tim penyelamat Lebanon terus mengeluarkan mayat dan memburu orang hilang dari puing-puing yang disebabkan oleh ledakan yang menewaskan sedikitnya 135 dan melukai lebih dari 5.000 orang.