"Pihak Dispar Lotim akan melakukan koordinasi dengan TNGR agar adanya pembatasan kapasitas pendakian atau memperketat penjagaan di wilayah Savana Propok," tulis @insidelombok_.
"Mugni berharap agar para wisatawan yang mendaki agar tidak mengulangi hal yang serupa, dan lebih memperhatikan norma dan aturan," imbuhnya.
Sementara itu dilansir dari Keepo.me -- jaringan Suara.com, Rabu (5/8/2020), ulah orang-orang tersebut, kini Savana Propok ditutup untuk sementara waktu.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dedy Asriady.
Baca Juga: Beredar Foto Tumpukan Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut Sebelum Ledakan
"Yang kita lakukan menutupnya," kata Dedy ketika dihubungi media, Rabu (5/8/2020).
Ia berharap aksi tersebut tidak terulang kembali di waktu yang akan datang, mengingat Taman Nasional Gunung Rinjani bukanlah tempat yang pantas untuk dijadikan lokasi dugem.
"Ini kan di alam bebas bukan di mall, jadi pengendaliannya susah. Tapi dengan menutup itu, kami berharap bisa menjadi pembelajaran edukasi untuk semua pihak, baik itu pengelolaannya TNGR dan pengunjung, bahwa berwisata di alam bebas punya kebebasan tapi tanggung jawabnya berindividu," tandas Dedy.
Aksi dugem di Savana Propok, Taman Nasional Gunung Rinjani itu juga dikecam oleh warganet. Mereka merasa para pelaku layak mendapat hukuman.
"Cari ketenangan malah lihatnya kayak gini di semesta..norak biar keliatan keren lu mungkin semua, kalau mau dugem di Senggi sana banyak club malam. Tidak bermodal kalian semua," ujar @Pemabukberkela1.
Baca Juga: Adu Balap Kawasaki ZX-25R vs Honda CBR250RR, Siapakah Pemenangnya?
"Ini seh mengganggu, kalau pergi ke wisata alam itu jangan mentingin kepentingan pribadi lihat juga kondisi orang sekitar, iya elu suka sama lagu yang elu puter lah belum tentu orang yang di samping tendamu nyaman jadi jangan rusuh, nikmati alamnya pakai otak dikit," kata @MozarellaKing.