"Rektor, termasuk saya dan belasan pejabat dan staf UMRAH diusap di RSUP Kepri. Kemudian karantina mandiri," katanya.
Permasalahan ini, menurut dia tidak sederhana sehingga seharusnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri yang dipimpin oleh Isdianto.
"Seharusnya, mereka menjadi contoh dalam memutus rantai penularan, bukan malah sebaliknya, yang menyebabkan banyak orang dikarantina dan menunggu hasil swab selama berhari-hari," ujarnya.
Selama berhari-hari menunggu hasil usap, kata dia, tidak banyak yang dapat dilakukan kecuali menenangkan diri, dan berdoa. Pekerja di kampus pun menjadi terhambat akibat kondisi ini.
Baca Juga: Positif Corona, Gubernur Kepri Kutip Surah Al Baqarah
Oksep merasa sampai hari ini dalam kondisi sehat. Ia menanti hasil usap yang diambil pada Sabtu pekan lalu.
"Bagaimana dengan nasib orang-orang atau yang memiliki penyakit penyerta yang mengikuti kegiatan tersebut. Ini kondisi yang sulit dibayangkan," ucapnya.
Oksep juga mengatakan akibat kelalaian yang dilakukan Gubernur Kepri Isdianto dan jajarannya tersebut, pelayanan di kantor pemerintahan juga menjadi terhambat setelah diberlakukan kerja dari rumah.
Dari 15 orang pasien Covid-19 di Tanjungpinang yang masuk dalam kluster kegiatan seremonial Gubernur Kepri tersebut, rata-rata ASN dan honorer beserta istrinya.
"Dampak psikologisnya sangat besar. Saya sangat mendukung jika ada korban yang melakukan class action dari persoalan ini," katanya.
Baca Juga: Gubernur Kepri Positif Corona, Petugas Tracing 300 Orang
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan Gubernur Isdianto diambil swab setelah Pu, ajudannya mengalami gejala Covid-19.