Suara.com - Rabu (5/8/2020) Uni Eropa menerjunkan tim SAR ke Beirut, Lebanon, setelah ledakan mematikan mengguncang pelabuhan kota tersebut.
Sebanyak lebih dari 100 tenaga profesional yang dilengkapi peralatan, anjing pelacak dan kendaraan saat ini tengah menuju Beirut.
"Mekanisme Perlindungan Sipil kini sedang mengoordinasikan pengerahan darurat 100 lebih pemadam kebakaran profesional, beserta kendaraan, anjing dan peralatan, yang khusus dalam operasi pencarian dan penyelamatan dalam konteks perkotaan," demikian pernyataan Uni Eropa yang dimuat Antara.
Blok beranggotakan 27 negara itu menyampaikan belasungkawa kepada warga Beirut yang kehilangan orang-orang tercinta dan memberikan dukungan penuh bagi rakyat Lebanon.
Baca Juga: Beredar Foto Tumpukan Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut Sebelum Ledakan
"Sebagai langkah darurat awal, Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa diaktifkan atas permintaan otoritas Lebanon."
Belanda, Yunani dan Republik Ceko akan turut serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan tersebut. Sementara Prancis, Polandia dan Jerman juga menawarkan bantuan.
Uni Eropa juga diminta untuk mengaktifkan sistem pemetaan satelit guna mengevaluasi kerusakan akibat ledakan.
Ledakan yang terjadi di gudang penyimpanan bahan peledak di Pelabuhan Beirut, Selasa (5/8/2020), menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai 4.000 orang lainnya. Kerusakan material secara masif juga terjadi di sejumlah wilayah di ibu kota Lebanon itu.
Pejabat menyebutkan jumlah korban tewas diprediksi terus bertambah mengingat upaya penyisiran dan pencarian para korban di bawah reruntuhan sejumlah bangunan masih berlangsung.
Baca Juga: Pascaledakan, Persediaan Gandum Lebanon Hanya Cukup Untuk Sebulan
Pemerintah Lebanon menyatakan Beirut sebagai daerah bencana pascaledakan dan menetapkan keadaan darurat selama dua pekan ke depan.