Dephan AS Tolak Klaim Donald Trump Terkait Ledakan di Beirut Lebanon

Rabu, 05 Agustus 2020 | 20:39 WIB
Dephan AS Tolak Klaim Donald Trump Terkait Ledakan di Beirut Lebanon
Ledakan dahsyat terjadi di Beirut,Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sepertinya, itu berdasarkan ledakan," kata Trump.

"Saya telah bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa bahwa itu bukan - semacam jenis peristiwa ledakan. Mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom." jelas Trump.

Penyelidikan awal menunjukkan kelalaian dan tidak adanya tindakan selama bertahun-tahun atas penyimpanan bahan berbahaya yang mudah terbakar di Pelabuhan Beirut, menyebabkan ledakan yang menewaskan lebih dari 100 orang pada Selasa (4/8/2020).

"Ini adalah kelalaian," kata seorang sumber pemerintah kepada Reuters.

Baca Juga: 5 Ledakan Terbesar Sepanjang Sejarah, Terbaru Ledakan Lebanon

Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa masalah keamanan penyimpanan dilaporkan ke pihak terkait dan hakim tetapi "tidak ada yang dilakukan" untuk mengeluarkan perintah pemindahan atau pembuangan bahan mudah terbakar itu.

Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)
Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Anadolu Agency/Houssam Shbaro)

Sumber tersebut mengatakan api mulai membakar gudang nomor 9 di pelabuhan dan menjalar ke gudang 12, di mana amonium nitrat disimpan.

Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher mengatakan kepada LBCI pada Rabu (5/8/2020) bahwa bea cukai telah mengirim enam dokumen ke pengadilan, memperingatkan bahwa bahan itu menimbulkan bahaya.

"Kami meminta agar diekspor kembali tetapi itu tidak terjadi. Kami serahkan kepada para ahli dan mereka yang terkait untuk menentukan alasannya," kata Daher.

"Investigasi lokal dan internasional perlu dilakukan terhadap insiden tersebut, mengingat skala dan keadaan di mana barang-barang ini dibawa ke pelabuhan," kata Ghassan Hasbani, mantan wakil perdana menteri dan anggota partai Pasukan Lebanon.

Baca Juga: Jumlah Korban Ledakan Lebanon Mencapai 100 Orang, Kerugian Ditaksir Rp 72 T

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI